Kamis, 13 Desember 2018 12:04 WIB

Jepang Ingin Dua Radar Pertahanan Rudal Balistik Aegis Ashore dan Jet Tempur F-35 dari AS

Editor : Yusuf Ibrahim
Jet tempur F-35. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Jepang akan menambah belanja pertahanan dalam lima tahun mendatang untuk membeli jet tempur siluman baru dan perlengkapan militer buatan Amerika Serikat (AS) lainnya.

Kementerian Pertahanan (Kemhan) Jepang bulan ini akan merilis rencana belanja USD239,5 miliar untuk kepentingan militer selama lima tahun mulai April 2019. Proposal belanja pertahanan itu pertama kali dilaporkan oleh harian bisnis Nikkei pekan lalu. Dalam rencana itu, Jepang akan menambah belanja pertahanan 1,1% per tahun, melebihi rata-rata 0,8% sesuai rencana sebelumnya.

“Kita masih perlu beberapa diskusi untuk persetujuan akhir,” ungkap sumber pemerintah Jepang yang mengetahui rencana belanja pertahanan itu secara anonim pada Reuters.

Pejabat Kemhan Jepang belum dapat memberikan komentar tentang laporan tersebut. Beberapa dana baru itu akan digunakan untuk membeli perlengkapan militer buatan AS, termasuk dua radar pertahanan rudal balistik Aegis Ashore dan jet tempur F-35 buatan Lockheed Martin Co.

Pembelian itu dapat membantu Tokyo meredam konflik dagang dengan AS karena Presiden AS Donald Trump mendorong Jepang membeli lebih banyak barang buatan AS, termasuk peralatan militer. Trump juga mengancam menerapkan tarif pada impor automotif Jepang untuk memangkas defisit perdagangan dengan Tokyo.

Jepang membelanjakan sekitar 1% produk domestik bruto (PDB) untuk Pasukan Bela Diri. Dengan skala ekonomi yang dimilikinya, anggaran Jepang itu termasuk salah satu yang terbesar di dunia.

Rencana belanja militer Jepang ini akan dirilis dalam dokumen terpisah yang menjelaskan prioritas pertahanan Jepang selama sepuluh tahun mendatang. Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe telah memperkuat militer untuk merespon ancaman serangan rudal Korea Utara (Korut) dan melawan tumbuhnya kekuatan udara dan laut China di perairan sekitar Jepang. 

Jepang juga memperluas kehadiran militernya di luar negeri. Oktober lalu, kapal perang terbesar di Jepang, Kaga, berlayar ke Pelabuhan Colombo, Sri Lanka. Langkah ini menandai aksi terbesar Tokyo dalam perang di plomatik melawan China untuk memperkuat pengaruh di sepanjang jalur laut komersial di kawasan.

Jepang telah lama memberi bantuan dan pinjaman dengan bunga rendah pada Sri Lanka sehingga membantu mengubah Colombo menjadi pelabuhan utama di jalur perdagangan global yang menghubungkan Eropa dan Timur Tengah dengan Asia.

China juga muncul sebagai kekuatan pesaing di penjuru Asia Selatan dan kawasan lebih luas dengan inisiatif infrastruktur Belt and Road atau Jalur Sutra Baru. China dan Jepang juga meregangkan otot militernya lebih jauh. Angkatan Laut China memperluas pelayaran melebihi Pasifik Barat dan ke Samudra Hindia saat mereka menargetkan armada laut biru kelas dunia pada 2050. Adapun diplomasi militer Jepang juga meningkat di era pemerintahan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe.

“Pemerintah Jepang mempromosikan kebebasan dan keterbukaan Indo-Pasifik dan pengerahan di Asia Pasifik menjadi komponen untuk strategi itu,” kata Laksamana Muda Tatsuya Fukuda, komandan Kaga dan kapal perusaknya.(exe/ist)


0 Komentar