Jumat, 30 November 2018 10:34 WIB

Kapal Perang AS dan China Saling Intai di Laut China Selatan

Editor : Yusuf Ibrahim
Ilustrasi kapal perang Angkatan Laut Amerika Serikat (AS). (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Kapal perang Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) dengan peluru kendali, USS Chancellorsville, berlayar di dekat pulau-pulau yang diperebutkan di Laut China Selatan pada awal pekan ini.

Aksi ini pun menarik protes diplomatik dari Beijing. "USS Chancellorsville berlayar di dekat kepulauan Paracel untuk menantang klaim maritim yang berlebihan dan mempertahankan akses ke jalur perairan seperti yang diatur oleh hukum internasional," kata juru bicara Armada Pasifik AS, Laksaman Nathan Christensen, dalam sebuah pernyataan.

"Kapal perang AS melakukan apa yang disebut sebagai Operasi Kebebasan Navigasi di sekitar Kepulauan Paracel untuk menantang klaim yang dibuat oleh China," Christensen menambahkan seperti dikutip dari CNN, Jumat (30/11/2018).

Seorang pejabat AS mengatakan bahwa USS Chancellorsville dibayangi oleh kapal China selama operasi tetapi semua interaksi dianggap aman dan profesional.

Para pejabat AS mengatakan operasi itu dimaksudkan untuk menegakkan hak jalur bebas di perairan internasional.

"Pasukan AS beroperasi di kawasan Indo-Pasifik setiap hari, termasuk Laut China Selatan. Semua operasi dirancang sesuai dengan hukum internasional dan menunjukkan bahwa Amerika Serikat akan terbang, berlayar dan beroperasi di mana pun hukum internasional mengizinkan," ujar Christensen.

Sementara Angkatan Laut AS melakukan operasi seperti kebebasan navigasi di seluruh dunia, China sangat sensitif tentang operasi tersebut ketika kapal perang AS datang mendekati daerah di mana Beijing telah membangun pulau dan mendirikan fasilitas militer pada fitur maritim yang disengketakan.

Dua pejabat mengatakan kepada CNN bahwa China mengeluarkan protes diplomatik formal, yang dikenal sebagai demarche, setelah operasi hari Senin tersebut.

Pada akhir September, USS Decatur berlayar dalam radius 12 mil laut dari karang Gaven dan Johnson di Kepulauan Spratly sebagai bagian dari operasi kebebasan navigasi yang sama.

Selama operasi itu, kapal perusak China datang dalam jarak 45 yard dari kapal perang AS, memaksanya melakukan manuver untuk menghindari tabrakan. AS menyebut tindakan kapal perang China itu tidak aman dan tidak profesional, sementara Beijing mengatakan AS mengancam keselamatan dan kedaulatan China.

Angkatan Laut AS telah memiliki 18 pertemuan tidak aman atau tidak profesional dengan pasukan militer China di Pasifik sejak tahun 2016, menurut statistik militer AS yang diperoleh CNN.

AS telah mengkritik Beijing atas apa yang dilihatnya sebagai militerisasi China di Laut China Selatan. Pada hari Rabu, dua kapal Angkatan Laut AS juga berlayar melalui Selat Taiwan.

Selat sekitar 110 mil itu memisahkan Republik Rakyat China dan Taiwan serta dipandang sebagai titik geopolitik potensial jika Beijing ingin mengambil pulau Taiwan dengan paksa.

Sementara selat itu merupakan perairan internasional, China dianggap sangat sensitif terhadap kehadiran pasukan militer AS di daerah tersebut.

Dua pejabat AS sebelumnya mengatakan kepada CNN bahwa kapal angkatan laut China mengikuti kapal AS selama transit dan semua interaksi dengan kapal perang China itu dianggap aman dan profesional.(exe/ist)


0 Komentar