Kamis, 29 November 2018 14:31 WIB

Persiapan dan Jam Terbang Pemain Timnas Voli Dinilai Minim

Editor : Yusuf Ibrahim
Hanny S.Surkatty (tengah). (foto Esa/Tigapilarnews.com)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Kompetisi Bola Voli paling bergengsi di Indonesia, PROLIGA sudah 18 kali digelar. Sudah menjadi sebuah kelaziman, sebuah kompetisi olahraga apapun termasuk bola voli harus mencerminkan prestasi timnas di even internasional.

Prestasi timnas bola voli Indonesia di Asian Games 2018 lalu, Jakarta-Palembang belum sesuai harapan. Padahal Proliga dari tahun ke tahun selalu menunjukkan adanya peningkatan kualitas terutama dari sisi gaungnnya penyelenggaraan. Bahkan penyelenggaraan Proliga masuk salah satu nominator untuk Panasonic Award.

Hanny S.Surkatty selaku Direktur Proliga mengatakan, idealnya kompetisi Proliga ini mampu mengangkat prestasi timnas di even internasional. Menurut dia, para pemain yang dijaring dari Proliga ini sesungguhnya sudah melalui seleksi yang sangat ketat.

”Kalau toh timnas kita belum mampu mempersembahkan prestasi sesuai harapan tentu tak bisa dikatakan Proliga gagal. Banyak faktor yang ikut mempengaruhi hasil akhir timnas di antaranya adalah jam terbang para pemain kita jauh dari memadai,”kata Hanny.

Hanny kemudian mencontohkan dalam persiapan Asian Games 2018 lalu, timnas Indonesia praktis minim uji coba atau try out ke luar negeri karena terbatasnya dana. Akibatnya para pemain kita langsung nervous atau kehilangan  rasa percaya diri ketika menghadapi tim-tim besar atau tim-tim kuat seperti Cina, Korsel, Jepang, Iran dan negara-negara pecahan Uni Soviet.

”Ketika tampil di Proliga, penampilan para pemain nasional ini sangat luar biasa, namun begitu tampil di Asian Games 2018 dengan menghadapi tim-tim kuat tadi, kemampuan mereka tidak keluar. Kepercayaan diri hilang dan ini menjadi bahan evaluasi kami ke depan,”paparnya.

Pada tahun 2019 ada SEA Games di Filipina, PP.PBVSI seperti dikatakan Hanny, akan berupaya keras menurunkan tim terbaik. Oleh karenanya, Proliga/2018-2019 ini masih tetap menjadia acuan untuk perekrutan pemain terbaik untuk timnas SEA Games 2019.

Pembenahan Sistim Pembinaan

Sementara itu, mantan pemain nasional Loudry Maspaitella juga mengatakan bahwa belum memuaskannya prestasi timnas di ajang internasional bukan karena semata-mata gagalnya Proliga.

”Memang idealnya sih kompetisi Proliga ini menjadi cerminan kekuatan timnas. Proliga ini kan puncak dari kompetisi. Hanya saja tentu menjadi pekerjaan rumah PP.PBVSI ke depan adalah membenahi sistim kompetisi,”ujar adik kandung mantan sprinter putri nomor satu Indonesia Henny Maspaitella itu.

Loudry yang kini menjadi pelatih kepala tim bola voli putri BNI di Proliga 2018-2019 itu lebih lanjut mengatakan, pembenahan kompetisi harus dimulai dari tingkat paling bawah dan berkesinambungan. Jika perlu ada kompetisi kelompok umur (KU) dengan harapan akan banyak muncul pemain-pemain berbakat.

Jika semakin banyak pemain berkualitas muncul, klub-klub tak kesulitan dalam merekrut pemain baik yang berlaga untuk LIVOLI maupun PROLIGA. Selain itu, tak ada pemain yang merasa lebih hebat dan menentukan nilai kontrak sesuai keinginannya.

”Selama ini kan pemain yang menentukan harga dan klub dipaksa mengikuti karena tak ada pilihan lain. Nah ke depan harus ada pembenahan dan ini penting untuk perekrutan pemain ke timnas,”demikian Loudry Maspaitella.(exe/ist)


0 Komentar