Rabu, 17 Oktober 2018 04:12 WIB

Prabowo Tuding Pemerintahan Jokowi Ugal-ugalan Kelola Negara

Editor : A. Amir
Calon presiden Prabowo Subianto mengkritik pemerintahan Presiden Jokowi yang disebutnya ugal-ugalan dalam mengelola negara, dalam akun Facebook resminya, Selasa (16/10/2018).

JAKARTA, Tigapilarnews.com - Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menyatakan bahwa mimpi mengembalikan kejayaan Indonesia di masa silam menjadi luntur karena negara dikelola secara ugal-ugalan dalam empat tahun terakhir. 

Prabowo mengatakan hal tersebut sebagai penjelasan atas slogan Make Indonesia Great Again yang ia perkenalkan beberapa waktu lalu.

"Perlahan-lahan mimpi untuk mengembalikan kejayaan Indonesia luntur oleh cara ugal-ugalan dalam mengelola negara," ucap Prabowo melalui akun Facebook resminya, Selasa (16/10/2018).

Menurut Prabowo dalam empat tahun ke belakang, sebuah keputusan dapat dengan mudah dibatalkan atau direvisi tanpa memikirkan dampak yang dirasakan masyarakat di lapisan bawah. Hukum juga disebut telah menjadi alat tawar menawar politik dan mengabaikan keadilan.

"Dan kita terus menyaksikan bagaimana riuhnya kabinet kerja, akibat saling tuding antar kementerian dan lembaga negara," ucap Prabowo.

Lalu Prabowo menilai kondisi saat ini berbeda dengan apa yang telah dijalankan para pemimpin pendahulu. Sukarno, misalnya. 

Prabowo mengatakan Sukarno mengobarkan semangat revolusi tanpa henti hingga berhasil melepaskan Indonesia dari penjajahan bangsa asing yang membelenggu selama ratusan tahun.

Sukarno, lanjut Prabowo, juga menggalang kekuatan dengan negara-negara Asia dan Afrika hingga membentuk Gerakan Non Blok. Itu dilakukan agar Indonesia tetap berdaulat penuh dan tidak terbawa arus perang dingin antara negara Blok Barat dan Blok Timur. 

"Pada masa Bung Karno, kita berusaha mengembalikan kejayaan bangsa lewat usaha membangun kembali tatanan baru dunia," kata Prabowo.

Di era Orde Baru, Soeharto melanjutkan upaya mengembalikan kejayaan Indonesia. Bedanya, kata Prabowo, Soeharto mengedepankan aspek pembangunan nasional.

Stabilitas ekonomi terjaga, pertumbuhan ekonomi pun tergolong tinggi. Soeharto bahkan berhasil mewujudkan swasembada pangan.

"Bahkan kita disebut-sebut sebagai salah satu negara Macan Asia yang segera bertransformasi dari negara agraris menjadi negara industri maju," ujar Prabowo.

Upaya mengembalikan kejayaan terus berlanjut. Pembangunan masif di era Orde Baru, kata Prabowo, harus dilanjutkan dengan desakan demokratisasi yang muncul medio 1998-1999.

Masa transisi di era kepemimpinan Abdurrahman Wahid dan Megawati Soekarnoputri dipuji oleh Prabowo. Masa kepemimpinan dua periode Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga turut diapresiasi oleh Prabowo lantaran perubahan semakin jelas dirasakan.

Menurut Prabowo, Sukarno hingga SBY meninggalkan jejak perubahan dan membawa karakter kepemimpinan yang sama, yakni kepemimpinan yang kuat serta kepastian hukum. Hubungan antarlembaga negara pun terjalin harmonis.

"Sesuatu hal yang langka kita temukan sekarang," kata Prabowo.

Lebih lanjut Prabowo lantas mengklaim bahwa slogan Make Indonesia Great Again bukan hal yang baru dilontarkannya beberapa hari terakhir. Bahkan, dia mengklaim telah memiliki gagasan tersebut jauh sebelum Donald Trump maju sebagai calon presiden Amerika Serikat.

"Jauh sebelum Presiden Amerika Serikat Donald Trump mempopulerkan slogan Make America Great Again," kata Prabowo.

Prabowo menjelaskan dirinya telah menuliskan makna Make Indonesia Great Again atau mengembalikan kejayaan Indonesia ke dalam dua buah buku. Buku pertama berjudul Kembalikan Indonesia yang terbit pada 2004. Buku kedua bertajuk Membangun Kembali Indonesia Raya pada 2007-2008.

Dia juga menegaskan kembali bahwa upaya mengembalikan kejayaan Indonesia sudah dilakukan oleh para pemimpin terdahulu. Dari Sukarno hingga SBY. 

Dia lantas mempertanyakan pihak yang mempersoalkan slogan Make Indonesia Great Again. Prabowo mengatakan ada pernyataan sumbang bernada ketakutan atas slogan tersebut.

"Kenapa bergema nada-nada khawatir dari keinginan untuk mengedepankan kepentingan bangsa di atas segalanya, menjadikan Indonesia untuk orang Indonesia," kata Prabowo mengajukan tanya.

Prabowo mengaku curiga ketika ada yang mempersoalkan gagasan mengembalikan kejayaan Indonesia di masa silam.

Dia khawatir pihak yang tidak sepakat adalah mereka yang merasa tidak akan pernah mampu menjadi tuan rumah di negara sendiri.

Terkait atas pernyataan Prabowo mendapat reaksi dari Kepala Staf Presiden, Moeldoko menegaskan pemerintah tidak mengelola negara secara ugal-ugalan sebagaimana ditulis oleh Prabowo. Dia menyebut Presiden Jokowi sangat tegas dalam berbagai situasi. 

"Kelihatannya dari gayanya, tapi keputusan presiden sangat tegas. Jangan dilihat gesturnya. Apa yang keluar dari keputusan itu harus dijalani," ucap Moeldoko.

Moeldoko juga menyoroti koordinasi antar menteri. Dia mengatakan dalam situasi tertentu KSP turut memadukan koordinasi seperti saat terjadi adu mulut antara Menteri Perdagangan, Menteri Pertanian dengan Kabulog.

"Saya pikir mengelola negara, ini negara besar yang kompleksitasnya tinggi. Kadang situasionalnya reaktif, kurang memperhitungkan yang lain. Ini yang enggak boleh terjadi. Karena reaksi dan situasional," pungkas Moeldoko.


0 Komentar