Rabu, 17 Oktober 2018 02:21 WIB

Indonesia Protes atas Australia yang Akan Akui Yerusalem sebagai Ibukota Israel

Editor : A. Amir
Presiden Joko Widodo saat menerima kunjungan kenegaraan Perdana Menteri Australia Scott Morrison (kiri) di Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat 31 Agustus 2018.

JAKARTA, Tigapilarnews.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi), langsung menghubungi Perdana Menteri Australia, Scott Morrison lewat sambungan telepon, terkait rencana Australia memindahkan kedutaan mereka ke Yerussalem, Selasa (16/10/2018).

Telepon Jokowi ini untuk menyampaikan protes Indonesia terkait sikap Australia yang berencana memindahkan kedutaan mereka ke Yerussalem.

"Beliau ( Jokowi) berkomunikasi (dengan PM Australia). Tadi pagi," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (16/9/2018).

"Kita menyampaikan concern, intinya menyampaikan concern mengenai announcement itu," tambahnya.

Retno menegaskan, sikap Indonesia untuk selalu mendukung Palestina merdeka tidak pernah berubah.

Oleh karena itu, Indonesia menolak pendudukan Israel, terhadap wilayah Palestina di jalur Gaza.

Sebelumnya Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengumumkan kemungkinan pemindahan Kedutaan Besar Australia dari Tel Aviv ke Yerusalem yang berarti mengakui kota suci tersebut sebagai Ibukota Israel. Indonesia pun segera bereaksi atas sikap Australia tersebut.

Morrison berpendapat status quo dalam hubungan Israel dengan Palestina gagal membuat kemajuan dan bahwa penyelesaian dua negara belum berjalan baik.

Pengumuman tersebut dibuat setelah Morrison bertemu dengan calon dari Partai Liberal untuk Wentworth, yang juga mantan duta besar untuk Israel, Dave Sharma.

Menurut Morrison, wacana tersebut penting untuk dipertimbangkan mengingat “penyelesaian dua negara” belum berjalan baik dan tidak banyak kemajuan, meskipun ia menyatakan tetap terikat dengan resolusi tersebut. “Anda tidak melakukan hal sama dan mengharapkan hasil berbeda,” katanya seperti dikutip ABC News.

Morrison membantah bahwa pengumuman tersebut dibuat menjelang pemilihan umum sela di seluruh negara bagian Australia pada 20 Oktober mendatang. Hampir 13 persen pemilih di Wentworth adalah warga Yahudi dan pemerintahan dari Partai Liberal saat ini perlu merebut kursi untuk mempertahankan kedudukannya di senat.

Pertimbangan Morrison berkebalikan dengan sikap mantan Perdana Menteri Malcolm Turnbull, yang menyatakan keputusan Presiden Amerika Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel tidak akan mengubah sikap Australia di daerah tersebut.

Kesepakatan dunia menyatakan bahwa kedudukan Yerusalem sebagai kota suci tiga agama, yaitu Islam, Kristen, dan Yahudi, harus diselesaikan melalui kesepakatan perdamaian.

Menanggapi sikap ini, Indonesia meminta Australia mendukung upaya perdamaian Palestina dengan Israel. Dalam pernyataan pers bersama dengan Menteri Luar Negeri Palestina Riad al Maliki di Gedung Pancasila, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi menjelaskan bahwa masalah Yerusalem adalah salah satu dari enam persoalan, yang harus dirundingkan dan diputuskan, sebagai bagian akhir dari pencapaian perdamaian menyeluruh.

Upaya perdamaian Palestina dengan Israel harus dilakukan untuk dicapai penyelesaian dua negara, yang juga sesuai dengan resolusi Dewan Keamanan serta Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa.

“Oleh karena itu, Indonesia meminta Australia dan negara lain terus mendukung upaya perdamaian Palestina dan Israel sesuai dengan yang sudah disepakati, tidak mengambil langkah yang dapat mengancam upaya perdamaian serta keamanan dunia,” kata Retno sebagaimana dilaporkan Antara.

Ia menyatakan sudah menghubungi Menlu Australia Marise Payne terkait masalah itu dan menegaskan keberpihakan Indonesia kepada Palestina dalam perjuangan mencapai kemerdekaan sejati. “Dukungan Indonesia kepada Palestina adalah amanat konstitusi”, kata Retno.

Retno Marsudi juga memanggil Duta Besar Australia untuk Indonesia Gary Quinlan terkait wacana pemindahan Kedutaan Besar Australia dari Tel Aviv ke Yerusalem.

“Dubes Australia diminta datang ke Pejambon (kantor Kementerian Luar Negeri) untuk dimintai penjelasan terkait pernyataan Australia atas masalah Palestina,” kata Juru Bicara Kemlu Arrmanatha Nasir kepada wartawan di Jakarta pada Selasa. Dubes Gary tiba di Kemlu sekitar pukul 17.15 WIB dan langsung menuju ruang pertemuan dengan Menlu Retno.


0 Komentar