Rabu, 10 Oktober 2018 03:56 WIB

Hashim S Djojohadikusumo Harap Media Adil dan Berimbang dalam Pemberitaan

Editor : A. Amir
Hashim S Djojohadikusumo dalam silahturahim ke kantor Fajar Group, Selasa (9/10/2018).

JAKARTA, Tigapilarnews.com - Hashim S Djojohadikusumo sebagai pendiri Partai Gerindra dan selaku Direktur Komunikasi dan Media dari Badan Pemenang Nasional Capres-Cawapres nomor urut 02 Prabowo-Sandi menyampaikan pesan dan harapannya, agar media dalam melakukan tugas jurnalis bisa adil dan berimbang dalam pemberitaan pemilihan Presiden 2019 di kantor Fajar Group, Jl. Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa (9/10/2018).

"Kami mohon suatu sikap yang fair (mengerti bahwa media itu harus berimbang) kalo bisa 50%-50%" ujar Hashim.

Hashim menambahkan sambil guyon: "kalo 60% ke kami, gak apa-apa," canda Hashim yang disambut gelak tawa hadirin.

Dalam kunjungan silahturahim ini sifatnya meneruskan hubungan baik dengan rekan-rekan media. Hashim disertai dan memperkenalkan anggota tim diantaranya: Budi Purnomo Karjodihardjo, Dhimam Abror, Soni, Dian Fatwa dan beberapa staf dari Komunikasi dan Media BPN Prabowo-Sandi.

Media sebagai penguasa menentukan opini publik dapat menjalankan secara balance (seimbang). Untuk itu Hashim dan tim ingin meneruskan kerjasama dengan rekan-rekan wartawan.

"kami disini ingin mendengarkan juga kira-kira feedback apa dari kawan-kawan (pihak media) bisa membantu kami menjaga hubungan dan memperbaiki citra kami dihadapan (wartawan)" ucap Dian Fatwa menambahkan harapan Hashim.

Lebih lanjut Hashim meminta bila dalam komunikasi kedepan agar tidak diplintir apa yang sudah disampaikan seperti mengambil contoh:

"Saudara-saudara masih ingat beberapa bulan lalu karena polemik, Prabowo bilang Indonesia bakal hancur, kiamat..tidak benar, itu diplintir. Maka saya kira saya minta suatu pers yang fair. Prabowo tidak pernah bilang 'bakal bubar', dia bilang kalo ada keadaan faktor begini-begini nanti 'bisa bubar' 2030 berdasarkan suatu data-data," jelas Hashim.

Hashim lebih jauh memberi suatu contoh gambaran negara Uni Sovyet dan Yugolavia yang akhirnya sudah tidak ada lagi (bubar). Yugolavia jadi 7 negara, itulah yang dibicarakan (dimaksudkan) Prabowo. Jangan Indonesia seperti Uni Sovyet suatu hamparan (negara adikuasa) sedangkan Indonesia ribuan pulau (rentan).

Harapan Hashim agar tidak diplintir, 'Bisa bubar' bukan 'akan bubar' menjelaskan.


0 Komentar