Senin, 03 September 2018 13:01 WIB

Universitas Budi Luhur (UBL) Jelaskan Pentingnya Pendidikan Bagi Atlet

Editor : Yusuf Ibrahim
Rektor UBL, Didik Sulistiantoro (ketiga dari kiri) bersama Rajiah dan Wulan (tengah) serta Kasih Anggoro (kedua dari kanan). (foto Esa/Tigapilarnews.com)
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Universitas Budi Luhur (UBL) kembali menegaskan siap memberikan beasiswa bagi atlet peraih emas di Asian Games 2018 sebagai kontribusi kampus ikut serta dalam memajukan masa depan para pejuang olahraga. 
   
"Pendidikan itu untuk jangka panjang, agar atlet Indonesia tidak hanya profesional di bidang olahraga tapi di luar olahraga. Tak hanya di level Asian Games, atlet apa pun yang berprestasi kita berikan beasiswa. Selain itu juga, ada dari jalur akedemik dan sebagainya," kata Rektor UBL, Didik Sulistiantoro, di Kampus UBL, Senin (03/09/2019) pagi.
 
Tidak hanya S1, beasiswa yang disiapkan UBL bagi atlet yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang pascasarjana atau strata kedua (S2) juga terbuka lebar. Karena, rata-rata para atlet belum menyelesaikan pendidikan di strata pertama. 
   
Menurutnya, bonus yang diberikan pemerintah kepada para atlet sangat penting untuk menjamin kesejahteraan para atlet, dengan bonus tersebut atlet bisa membeli rumah, dan mungkin merintis usaha untuk jaminan hari tua. 
   
"Namun pendidikan tak kalah penting harus diberikan, agar para atlet dapat memasuki dunia kerja dengan mengandalkan profesionalitasnya di bidang nonolahraga," katanya.
   
Teranyar, beasiswa yang diberikan UBL bagi peraih emas Asian Games 2018 dengan pembebasan biaya SPP selama belajar di kampus yakni Rajiah Salsabilla peraih medali emas dari cabang olahraga panjat tebing dan Rahma Wulan Aprilita, Timnas sepak bola putri.
   
Dengan bonus yang disediakan pemerintah kepada atlet, ditambah dengan bonus pendidikan ini hendaknya menjadi pelengkap bagi atlet untuk meningkatkan profesionalitasnya baik di bidang olahraga maupun di luar olahraga.
   
"Oleh karena itu penghargaan yang diberikan kepada mereka tidak hanya bersifat jangka pendek tetapi juga jangka panjang. Semoga ini bisa menukar dan diikuti mahasiswa lainnya," imbuh Ketua Yayaan UBL, Kasih Anggoro didampingi Dwi Mariyanto (pelatih Rajiah) alummni UBL Angkatan 95 dan Warsito (Manager) alumni UBL Angkatan 99.
   
UBL, lanjutnya, mendorong agar kesibukan berolahraga tidak mengalahkan kewajiban pendidikan bagi para atlet. Mengingat banyak atlet di luar negeri yang berprestasi di bidang olahraga tetapi juga memiliki pendidikan tinggi. 
   
Anggoro menambahkan, untuk merealisasikan hal itu para atlet yang berminat untuk melanjutkan pendidikan dapat menghubungi dan berkonsultasi dengan dosen atau pun dekan UBL. Kini, UBL tebgah menyekenggrakan Ordik 1326 mahasiswa tahun 2018 yang diketuai Brury Trya Santana, Direktur Kemahasiswaan UBL.
 
Sebagai catatan, akhir penutupan Asian Games 2018 ini, Indonesia berhasil mengumpulkan 98 medali, terdiri atas, 31 emas, 24 perak, dan 43 perunggu.(exe)

0 Komentar