Senin, 27 Agustus 2018 10:49 WIB

KiosTix Gagal Fasilitasi Penjualan Tiket Asian Games 2018

Editor : Yusuf Ibrahim
Deputi II bidang administrasi INASGOC, Francis Wanandi (kanan). (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Panitia pelaksana Asian Games (INASGOC) memutuskan hubungan dengan KiosTix sebagai penyedia tiket. Penjualan tiket dialihkan kepada vendor lain 100 persen. 

KiosTix telah gagal memfasilitasi penjualan tiket Asian Games 2018. Muncul kasus pembeli tak menerima kode voucher meskipun telah mentransfer nominal sesuai harga dan telah mendapatkan konfirmasi. 

Juga muncul masalah antrean panjang saat penukaran e-voucher menjadi tiket fisik. Tempat penukaran tiket pun cukup jauh dari kompleks Gelora Bung Karno (GBK), jantung Asian Games 2018. 

Selain itu, tiket terlambat datang di loket yang membuat pemilik e-voucher harus menunggu kedatangan tiket. Beberapa penonton harus menerima tiket dengan tulis tangan. 

Deputi II bidang administrasi INASGOC, Francis Wanandi, memastikan telah memutuskan hubungan kerja sama dengan KiosTix. Dua vendor baru ditunjuk untuk penyedia tiket. 

"Kami memindahkan kepada vendor berbeda. Dari KisoTix ke blibli, tiket.com, dan loket.com," kata Francis dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (24/8). 

"Kami membagi jumlah tiket yang disediakan kepada tiga vendor itu. Tidak dikumpulkan dalam satu vendor," ujar dia. 

Francis sekaligus menjelaskan proses KiosTix menjadi penyedia tiket Asian Games 2018. KiosTix bukan pilihan pertama. 

"Awalnya, kami terbuka (menentukan penyedia tiket Asian Games). Kami buka lewat media. Kami menangkan Yosong, perusahaan Korea yang memang waktu itu jadi vendor Olympic Winter dan Asian Games Incheon. Mereka ini secara sistem bagus karena sudah terbukti sistemnya di olimpaide, sudah digunakan," ujar dia. 

"Belakangan mereka mundur, sehingga tidak ada kesempatan untuk KiosTix lakukan persiapan dalam dua bulan untuk menjalankan tugas mereka. Perusahaan seperti KiosTix itu untuk menyiapkan selama dua bulan itu terlalu pendek," Francis menjelaskan. 

"Dulu itu, ada parameter-parameternya, ada sistem menjual hak kepada pihak ketiga. Kami minta garansi minimal yang harus dijaminkan. Itu salah satu faktornya, memang ada sisi komersil. Mereka berani memberi minimum garansi yang besar," dia menjelaskan.(exe/ist)


0 Komentar