Jumat, 22 Juni 2018 19:51 WIB

Hanura Nilai yang Disampaikan Prabowo Kerap Fiktif

Editor : Yusuf Ibrahim
Prabowo Subianto. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Partai Hanura mempertanyakan data Ketum Gerindra, Prabowo Subianto, yang menuding anggaran pembangunan LRT di Indonesia di-mark up.

Ketua DPP Hanura, Inas Nasrullah Zubir, pun meragukan kevalidannya karena menilai apa yang disampaikan Prabowo kerap fiktif.

"Prabowo dalam setiap argumennya selalu berfiksi. Kayaknya baru bangun dari mimpi lalu komen tentang LRT, sehingga mengambil data LRT di negeri antah-berantah dari hasil mimpi," ujar Inas kepada wartawan, Jumat (22/06/2018).

Dia pun meminta Prabowo membuka data yang dijadikan sumber tuding ada mark up dalam pembangunan LRT di Palembang. Inas juga menantang eks Danjen Kopassus itu mengungkap negara mana yang dalam dana pembangunan LRT-nya lebih rendah daripada Indonesia.

"Jangan sampai Prabowo tidak dianggap negarawan karena bicara tanpa data dan fakta," kata Wakil Ketua Komisi VI DPR itu.

"Oleh karena itu, dia perlu mengeluarkan data konkret di mana negara yang harganya jauh lebih murah dengan kondisi yang sama di Palembang," tambah Inas.

Sebelumnya diberitakan, Prabowo menuding ada mark up dalam pembangunan LRT di Palembang. Menurut data yang diperolehnya, biaya pembangunan untuk LRT di dunia hanya berkisar US$ 8 juta/km. Sedangkan di Palembang, yang memiliki panjang lintasan 24,5 km, biayanya hampir Rp 12,5 triliun atau dengan kata lain sebesar US$ 40 juta/km.

Tudingan Prabowo sudah dibantah oleh Kepala Proyek LRT Palembang, Mashudi Jauhar. Namun kemudian anggota Badan Komunikasi DPP Partai Gerindra Andre Rosiade memberi penjelasan apa yang dimaksud Prabowo dengan membandingkan proyek LRT di Palembang dan LRT di Jakarta.


"Kalau kami baca, biaya LRT Palembang ini memang lebih mahal dibanding LRT di Jakarta. Itu data ada di Kemenhub, ini pernyataan resmi dari Sekjen Kemenhub Sugihardjo (sekarang Staf Ahli Bidang Bidang Logistik dan Multimoda Perhubungan) bahwa LRT Jabodetabek lebih murah dari LRT Palembang," ucap Andre.

Meski begitu, dia mengaku belum mengetahui sumber data yang dijadikan rujukan Prabowo atas tudingannya. Andre juga mengaku belum bertemu dengan Prabowo untuk mendapatkan penjelasan mendalam.

"Saya belum bertemu Pak Prabowo, belum tahu datanya dari mana. Mungkin memang Pak Prabowo punya datanya, tapi saya belum bertemu beliau. Yang jelas, berdasarkan data dari Kemenhub lebih mahal 32 miliar per km di Sumsel daripada Jabodetabek," sebutnya.(exe/ist)


0 Komentar