Kamis, 10 Mei 2018 15:09 WIB

Mahathir Tegaskan Kepemimpinan Najib Razak dan Koalisi Barisan Nasional Telah 'Berakhir'

Editor : Yusuf Ibrahim
Mahathir Mohamad. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Mahathir Mohamad berharap dirinya segera dilantik menjadi Perdana Menteri (PM) Malaysia yang baru, menggantikan Najib Razak.

Dia memperkirakan setidaknya telah resmi menjadi PM Malaysia pada Kamis (10/5) sore waktu setempat.

Jadwal pelantikan yang awalnya akan digelar di Istana Negara pada Kamis (10/5) pagi, tiba-tiba ditunda tanpa alasan. Juru bicara Kerajaan Malaysia sebelumnya menyatakan pelantikan Mahathir tidak akan digelar pada Kamis (10/5) ini.

"Kami mengharapkan hari ini, saya disumpah sebagai Perdana Menteri. Kami harap hari ini pukul 17.00 waktu setempat, kita akan memiliki seorang Perdana Menteri," cetus Mahathir dalam konferensi pers terbaru seperti dilansir AFP dan media lokal Malaysia, The Star, Kamis (10/05/2018)

"Setiap penundaan yang terjadi, berarti tidak ada pemerintahan. Jika tidak ada pemerintahan, tidak ada hukum atau insitusi apapun," tambahnya. 

"Kami ingin memperjelas bahwa ada urgensi untuk membentuk pemerintahan hari ini," ucap Mahathir.

"Sekarang ini, tidak ada pemerintahan di Malaysia," tegasnya. "Kita perlu membentuk pemerintahan sekarang juga, karena saat ini tidak ada pemerintah Malaysia," imbuhnya. 

Mahathir menyebut bahwa koalisi oposisi Pakatan Harapan (PH) yang dipimpinnya telah meraih sekitar 135 kursi dari total 222 kursi Dewan Rakyat, dengan dukungan tambahan dari Parti Warisan Sabah dan beberapa partai lainnya. Jumlah ini lebih dari cukup untuk membentuk pemerintahan baru.

Dalam konferensi pers ini, Mahathir memberi penjelasan soal kebingungan yang muncul terkait penundaan jadwal pelantikannya, yang seharusnya digelar pada Kamis (10/5) pagi waktu setempat.

Ditegaskan oleh Mahathir bahwa seluruh partai yang mendukungnya telah menandatangani deklarasi dukungan bagi dirinya untuk dikirimkan kepada Yang di-Pertuan Agong, yang akan mengambil sumpah PM Malaysia. 

"Kami mengharapkan untuk menandatanganinya (deklarasi) pagi ini. Tapi semua orang tidur dan tidak bangun cukup pagi. Jadi kita tidak menggelar pengambilan sumpah pagi ini," terang Mahathir. Surat deklarasi itu akan dikirimkan ke Istana Negara meskipun sebenarnya tidak diperlukan dalam prosedur pelantikan seorang perdana menteri. 

"Kita perlu memiliki pemerintahan hari ini tanpa penundaan. Ada banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Ada banyak kekacauan di negara ini dan kita perlu mengatasi kekacauan ini sesegera mungkin," ucapnya.

Mahathir juga menyoroti Konstitusi Malaysia, dengan menyebut siapa saja bisa menjadi Perdana Menteri sejauh mendapat dukungan dari mayoritas anggota parlemen atau Dewan Rakyat.

"Tidak disebutkan bahwa seseorang itu harus mendapat dukungan partai. Asalkan ada mayoritas dukungan dari anggota parlemen, dia berhak menjadi Perdana Menteri," tegasnya. 

Ditegaskan juga oleh Mahathir bahwa kepemimpinan Najib Razak dan koalisi Barisan Nasional telah 'berakhir'.(exe/ist)


0 Komentar