Kamis, 03 Mei 2018 15:12 WIB

Ada Konspirasi dalam Insiden Intimidasi di Acara Car Free Day

Editor : A. Amir

JAKARTA, Tigapilarnews.comDalam insiden tindakan intimidasi yang dialami Susi Ferawati yang diunggah Youtube, Mustofa Nahrawardaya, pengurus Pimpinan Pusat Muhammadiyah, menduga adanya settingan dalam kejadian tersebut.

Mustofa Nahrawardaya menilai video yang viral di medsos memiliki sebuah keanehan. Kemudian Mustofa Nahrawardaya mengaku membandingkan dengan sebuah film yang berjudul De Javu.

"Video yang beredar itu, saya amati detik demi detik, menit demi menit, ada satu temuan sangat luar biasa, yang belum orang lain tahu, dulu waktu mahasiswa ketika ikut demo, pasti diberikan pita sebagai bukti bahwa itu adalah peserta demo, nah ini sama juga, ada sebuah gelang, baik yang dikenakan Susi Ferawati atau oleh oknum yang melakukan tindakan intimidasi," ucap Mustofa Nahrawardaya.

Mustofa Nahrawardaya menilai bahwa orang yang diberi uang dengan orang yang memberi uang memiliki gelang yang sama.

Kemudian, Mustofa Nahrawardaya mengaku bertemu dengan seseorang yang berada di lokasi kejadian, seseorang itu mengaku polisi, namun ternyata ia memiliki gelang yang sama.

"Orang ini mengaku polisi merebut spanduk istri saya, ada juga yang merebut kaus kami, ternyata orang itu juga memakai gelang yang sama," ujar Mustofa Nahrawardaya.

Mustofa Nahrawardaya mencurigai ada operasi intelijen dalam insiden intimidasi yang terjadi pada acara Car Free Day di sekitar kawasan MH Thamrin, Jakarta.

Dalam insiden itu, seorang pria dan wanita yang masing-masing bernama Stedi Repki Watung dan Susi Ferawati diintimidasi saat tengah berjalan di antara kelompok #2019GantiPresiden. Mereka jadi bahan ejekan karena mengenakan kaus #DiaSibukKerja yang menggambarkan dukungan pada Presiden Joko Widodo.

Insiden ini lantas menjadi viral. Kecaman publik pun diarahkan kepada massa #2019GantiPresiden. Stedi Repki lalu melaporkan  ke Polisi atas perlakuan intimidasi tersebut.

Berdasarkan pengamatan Mustofa yang turut hadir dalam peristiwa itu menduga ada operasi intelijen dari pihak tertentu. Kesimpulan terhadap video intimidasi yang direkam akun Jakartanicus yang kini beredar viral.

Mustofa menemukan kejanggalan. Ia mengklaim kejanggalan paling mencolok adalah orang-orang yang aktif mengintimidasi sama-sama mengenakan gelang berwarna cokelat. Dan selanjutnya menemukan gelang serupa dipakai oleh orang yang ia sebut provokatif, karena merebut atribut peserta #2019GantiPresiden. 

"Mereka memakai (gelang) di video yang saya temukan itu, mereka memakai gelang kembar yang juga dikenakan oleh Stedi dan Susi," ujar Mustofa, Kamis (3/5).

"Ternyata, laki -laki yang lapor ke polisi juga, yang katanya ia menjadi korban intimidasi, ternyata memakai gelang yang sama. Nah, maju mundur maju mundur lagi, ternyata mbak Susi pun memakai gelang yang sama," ucap Mustofa.

"Bahkan anak-anak yang ikut aksi dengan kaus putih (#DiaSibukKerja) juga memakai gelang yang sama. Jadi aneh, khan," ujar Mustofa. Diduga kesamaan gelang itu sebagai kode atau simbol dari kelompok sama yang tak menutup kemungkinan bagian dari sebuah operasi intelijen.

"Ini saya anggap kode-kode khusus, mungkin para peserta ini enggak tahu, mungkin mba Susi juga enggak tahu dari mana dapat gelang itu. Ini seperti operasi intelijen, yang belum tentu orang-orang ini paham, mereka masuk dalam kelompok itu, yang tahu adalah yang mengatur," ucap Mustofa.

Susi Ferawati membantah gelang yang ia kenakan terkait dengan operasi intelijen seperti dugaan Mustofa.

Saat dihubungi, Susi menyebut gelang yang ia pakai adalah pemberian seorang pemilik toko di Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi, ketika dirinya menunaikan ibadah umrah.

"(Dipakai) maksudnya untuk ingat waktut umrah, saya umrah 21 Maret. Ada foto-fotonya." ucap Susi yang lalu mempertanyakan logika Mustofa yang menyoroti gelang miliknya.

"Aneh enggak, sih. Laki-laki mempermasalahkan saya pakai gelang. Mau gelang saya kotak-koyak, kek, segitiga, mau emas mau perak. Namanya gelang, khan aksesoris, apa sih maknanya?" ujar Susi. (AA)


0 Komentar