Kamis, 03 Mei 2018 13:29 WIB

Rapat Persiapan Asian Games, Antisipasi Keamanan Siber Khususnya Hacker

Editor : Yusuf Ibrahim
Wakapolri Komjen Syafruddin. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Wapres Jusuf Kalla (JK) mengikuti rapat membahas keamanan dalam Asian Games 2018.

Salah satu yang diantisipasi adalah keamanan siber, khususnya serangan hacker.

Rapat digelar tertutup di Istana Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (3/5/2018). Hadir Ketua Pelaksana Indonesia Asian Games 2018 Organizing Committee (Inasgoc), Erick Thohir dan Wakapolri Komjen Syafruddin.

Menkominfo Rudiantara serta Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Djoko Setiadi juga ikut dalam rapat ini. 


"Banyak hal dibicarakan, di samping masalah kesiapan penyelenggaraan dan sebagainya, terus kesiapan pengamanan. Di samping itu, saat event juga keamanan negara harus diperhatikan, masalah-masalah antisipasi semua hal di antaranya serangan-serangan hacker, siber, membutuhkan pengalaman," ujar Komjen Syafruddin, yang juga Chef de Mission (CdM) Kontingen Asian Games Indonesia.

Syafruddin menceritakan pengalamannya saat menghadiri olimpiade musim dingin di Korea Selatan beberapa waktu lalu. Saat itu, ada kejadian serangan siber terhadap ticketing penonton yang menyebabkan penyelenggaraan terganggu.

"Ini supaya pengalaman yang terjadi di negara lain dalam penyelenggaraan nanti di Asian Games bisa diantisipasi dan berjalan lancar sesuai rencana," tuturnya.

Untuk itu, panitia Asian Games mengantisipasinya dengan menyiapkan pihak-pihak yang memiliki kemampuan, seperti Menkominfo, Badan Siber Nasional, dan pihak-pihak infrastruktur di bidang siber. "Kalau Polri pengamanan fisik," sebutnya.

Namun Syafruddin menduga penyebab kejadian penyelenggaraan olimpiade musim dingin di Korea Selatan adalah masalah politik terkait negara tetangga yang bersaudara. Indonesia pun, menurutnya, tidak memiliki hal-hal yang mengkhawatirkan terkait penyelenggaraan Asian Games.

"Simpati internasional kepada Indonesia cukup besar. Negara tetangga kita cukup solid, ASEAN cukup solid dan bersatu padu mendukung penyelenggaraan ini. Karena ketika negara tetangga melakukan event kita juga backup," ucapnya.

Sementara itu, Erick Thohir mengatakan harus ada antisipasi terhadap serangan siber saat Asian Games. 

"Jadi mau tidak mau eranya seperti ini. Kita harus antisipasi karena memang dengan sistem yang ada sekarang, baik TV, ticketing, semua sudah memakai sistem Wi-Fi, cloud, internet, semua. Jadi mau tidak mau memang harus diantisipasi," jelas Erick.

Erick menyebut pihaknya juga sudah melakukan kerja sama dengan pihak terkait, seperti Inafis, Bais TNI, dan Badan Antiteror terkait pengamanan fisik. Hari ini pun pihaknya mendapat dukungan dari Badan Siber dan Sandi Negara. 

"Karena ini hal lain lagi. Dari review yang sudah dilakukan bersama-sama, sistem yang ada di Asian Games siap. Tapi tentu siap bukan berarti kita jemawa, 'wah tidak apa-apa', tidak ada salahnya kalau ada double gardan. Istilahnya di mana dari badan siber akan juga jadi second line untuksupport," ungkapnya.

Erick pun menyebut saat ini sudah ada indikasi serangan siber terkait Asian Games. "Waktu saat invitation game 1.000 lebih dalam berapa hari. Dan Indonesia secara kenyataan karena anak muda banyak, di dunia itu kalaucyber attack kita mungkin top 10," ucapnya.

"Sudah, sudah (ada indikasi serangan). Justru sekarang dengan adanya Badan Siber kita menambah istilahnya kepercayaan kita siap. Kita nggak boleh jemawa dalam arti sudah siap, sudah canggih. Nggak bisa begitu. Karena hackers pintar-pintar. Dan alhamdulillah juga kita bekerja sama dengan hacker-hacker di Indonesia untuk menjaga tadi, karena Asian Games ini untuk Indonesia," katanya.(exe/ist)


0 Komentar