Kamis, 19 April 2018 08:27 WIB

Sering Kritik Pemerintah, Mendagri Sindir Fadli Zon

Editor : Rajaman
Fadli Zon. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo menyoroti kiprah politik Wakil Ketua DPR Fadli Zon yang kerap mengkritik pemerintahan Joko Widodo. Tjahjo menyebut di mata Fadli, pemerintah selalu dalam posisi yang salah.

Awalnya Tjahjo meminta DPR yang memiliki hak bujet, membuat undang-undang, dan fungsi pengawasan ikut menjaga pilkada serentak 2018 dan pemilu 2019 berjalan lancar tanpa perpecahan. 

Setelah menyampaikan itu, Tjahjo beralih menyindir Wakil Ketua DPR sebagai tukang kritik pemerintah. 

"Ada wakil ketua beliau yang kerjanya itu kritik saja, namanya dari partai oposisi. Enggak masalah. Yang terhormat bapak Fadli Zon kritik terus, pokoknya pemerintah enggak ada yang benar, enggak masalah namanya", kata Tjahjo dalam pidatonya. 

Hadirin yang berada di dalam ballroom Hotel Bidakara tertawa dan memberikan tepuk tangan saat Tjahjo menyindir Fadli yang tak hadir dalam acara itu.

Fadli Zon memang dikenal kerap mengkritik pemerintahan Jokowi. 

Wakil Ketua Umum Gerindra itu pernah menyindir Sri Mulyani saat Menteri Keuangan itu didapuk sebagai menteri terbaik di dunia oleh World Government Summit, beberapa waktu lalu.

Fadli menilai banyak target yang tidak tercapai oleh Sri Mulyani selama menjabat sebagai menteri keuangan. 

"Kok bisa jadi menteri keuangan terbaik ketika target tak ada yang tercapai (pertumbuhan dan pajak), subsidi dicabuti, impor naik, dan utang melonjak," kata Fadli melalui akun twitter, Senin (12/2).

Terbaru, Fadli mengkritik Jokowi yang mengendarai motor Chopper pada Minggu lalu (8/4). Ia menyebutnya sekadar gimik politik milenial.

"Itu kan kelihatan cuma gimik-gimik politik aja, bukan yang sesungguhnya. Sehingga, kalau kita melihat semua serba dipaksakan," kata dia.

Fadli Zon juga menilai pemerintahan Jokowi gagal dalam tiga tahun terakhir. 

Dia membeberkan kegagalan roda pemerintahan oleh Jokowi, seperti kegagalan Pertamina yang masih belum mampu menyaingi Petronas, membeli aset Indosat kembali, serta naiknya harga BBM dan tarif dasar listrik.


0 Komentar