Jumat, 13 April 2018 14:16 WIB

Indonesia Netral di Tengah Perang Perdagangan Cina-AS

Editor : Amri Syahputra

Beijing, Tigapilarnews.com _ Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indonesia Luhut Pandjaitan membahas kemitraan strategis Indonesia-Cina selama kehadirannya di Forum Perdagangan dan Investasi Ban dan Jalan di Beijing pada Kamis, menegaskan netralitas Indonesia di tengah meningkatnya masalah perang perdagangan antara Cina dan Amerika Serikat.

“Indonesia terlalu besar untuk dipaksa berpihak pada salah satu dari dua kubu, bahkan di antara negara adidaya dunia,” kata Luhut, yang menghadiri forum itu sebagai wakil khusus Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Berbicara di depan 700 orang yang mewakili cabang pemerintah Cina dan investor internasional, Luhut mengatakan Indonesia akan mengambil peran sebagai perantara yang kredibel antara Washington dan Beijing.

"Di tengah keseimbangan kekuatan di Asia, Indonesia akan mendapatkan keuntungan karena dapat memainkan peran sebagai broker yang jujur ​​dalam hubungan Cina-AS."

“Kita bisa menjadi mediator jika mereka menghadapi konflik. Negara kita terlalu besar untuk diabaikan, baik dari segi ekonomi, wilayah dan populasi. Indonesia saat ini adalah negara bernilai satu triliun dolar dan akan terus berkembang. ”

Ketegangan perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia baru-baru ini meningkat setelah Presiden AS Donald Trump menandatangani perintah untuk tarif kaku pada baja dan aluminium dan mengindikasikan lebih banyak tindakan yang berpotensi di jalan. Pemerintah AS meminta Cina untuk rencana memangkas defisit perdagangan tahunan AS, sebesar $100 miliar, seperti dilansir Bloomberg.

Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi menghargai dan menghormati sikap Indonesia atas masalah ini. “Indonesia adalah negara yang sangat berpengaruh di kawasan asia dan dunia. Negara ini juga mewakili kelompok ekonomi baru. ”


0 Komentar