Kamis, 12 April 2018 10:32 WIB

Selandia Baru Menghentikan Eksplorasi Minyak dan Gas Lepas Pantai Baru

Editor : Amri Syahputra

JAKARTA, Tigapilarnews.com _ Pemerintah Selandia Baru mengatakan pada hari Kamis menghentikan semua eksplorasi minyak dan gas lepas pantai baru sebagai bagian dari upaya untuk mengatasi perubahan iklim.

"(Kami) mengambil langkah penting untuk mengatasi perubahan iklim dan menciptakan masa depan yang bersih, hijau dan berkelanjutan untuk Selandia Baru," kata Perdana Menteri Jacinda Ardern.

Industri minyak dan gas di Selandia Baru menghasilkan sekitar NZ $ 2,5 miliar per tahun ($ 1,8 miliar), termasuk $ 1,5 miliar ekspor, dan mempekerjakan sekitar 11.000 orang.

Ardern mengatakan izin pengeboran dan eksplorasi yang ada tidak akan terpengaruh, artinya tidak ada pekerjaan yang akan hilang.

Dia mengatakan akan ada izin baru di pantai yang terbatas di sekitar wilayah Taranaki Pulau Utara, di mana sebagian besar industri Selandia Baru terkonsentrasi.

"Kami memikirkan keseimbangan yang tepat untuk Selandia Baru - kami melindungi industri yang ada dan melindungi generasi mendatang dari perubahan iklim," katanya.

Kelompok-kelompok lingkungan menyambut langkah itu, dengan Greenpeace menyatakan "gelombang telah berbalik secara ireversibel terhadap Big Oil di Selandia Baru".

"Ini adalah langkah besar ke depan bagi Selandia Baru dan momen penting dalam transisi menuju ekonomi energi bersih," katanya kepala WWF Selandia Baru.

Tetapi Partai Nasional oposisi yang konservatif menuduh Ardern "vandalisme ekonomi" yang dapat membahayakan ribuan pekerjaan.

Juru bicara energi oposisi Jonathan Young mengatakan gas membantu memastikan pasokan listrik Selandia Baru dan ketika cadangan yang ada habis dalam 10 tahun itu akan dipaksa untuk mengimpor alternatif-alternatif yang sangat berat seperti batu bara.

"Keputusan ini tidak memiliki alasan apapun. Ini tentu tidak ada hubungannya dengan perubahan iklim," katanya.

"Perubahan ini hanya akan menggeser produksi di tempat lain di dunia, bukan mengurangi emisi."

Kelompok industri Petroleum Exploration and Production NZ (PEPANZ) mengatakan bahwa mereka telah dibutakan oleh pengumuman tersebut dan belum diajak konsultasi oleh pemerintah.

Chief executive Cameron Madgwick mengatakan skema perdagangan yang dikelola dengan baik adalah cara untuk mengurangi emisi Selandia Baru, bukan "sewenang-wenang melarang" jenis bahan bakar tertentu.

"Kami sekarang bergabung dengan klub elit Belize, Kosta Rika dan Prancis yang telah melarang eksplorasi. Saya tidak berpikir itu benar-benar seperti yang terjadi di dunia," katanya kepada TV3.

Pemerintah mengatakan saat ini ada 31 izin eksplorasi minyak dan gas, dengan 22 di antaranya di lepas pantai.


0 Komentar