Rabu, 14 Maret 2018 12:31 WIB

Kapolri Tito Paparkan Alasan Yakin Pilkada Serentak 2018 akan Berlangsung Aman

Editor : Yusuf Ibrahim
Kapolri Jenderal Tito Karnavian. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Kapolri Jenderal Tito Karnavian yakin Pilkada Serentak 2018 akan berlangsung aman. Hal tersebut disampaikannya dalam rapat bersama Komisi III DPR.

Tito menjelaskan, selain ada sekitar satu juta pasukan yang terlibat pengamanan, Pilkada Serentak diikuti banyak pasangan calon yang merupakan hasil kolaborasi kekuatan politik partai pendukung dan partai oposisi pemerintah.
 

Tito menerangkan musabab Pilkada DKI 2017 lalu panas karena adanya salah satu peserta yang berasal dari agama tertentu dan ras tertentu. Serta adanya ketidaksukaan kelompok masyarakat terhadap gaya bicara si calon tersebut. Calon yang dimaksud Tito adalah mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.


"Kami merasa confident, cukup karena cukup banyak wilayah yang kita anggap crossing-crossing antarpartai, isu-isu agama dan ras tak muncul di sana. Jadi pertarungannya, pertarungan antarpendukung saja," kata Tito di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (14/03/2018).
 

Tito mengatakan kolaborasi kekuatan partai pro-pemerintah dan oposisi ini dalam mencalonkan satu pasangan kandidat kepala daerah, dapat menjadi faktor pendingin di tengah pesta demokrasi.


"Terkait Pilkada Serentak 2018, dalam rangka untuk mendinginkan dan mencegah potensi konflik, kami lihat Pilkada Serentak ini kemungkinan situasi yang mungkin kurang begitu bagus seperti Pilkada DKI, kecil kemungkinan terjadi di wilayah," ucap Tito.

"Karena pada case (kasus) di Jakarta, paling tidak ada 4 faktor yang membuat situasinya relatif memanas, yaitu latar belakang salah satu pasangan calon, keagamaaannya, keturunannya, ditambah mungkin ada beberapa pihak yang kurang nyaman dengan cara berbicara salah satu calon," lanjutnya.
 

Faktor selanjutnya yang membuat Pilkada DKI bersuhu tinggi lantaran hanya ada dua pasangan calon yang masing-masing berasal dari partai pendukung pemerintah dan partai oposisi.

"Ditambah lagi partai pendukung pemerintah dan oposisi pada posisi yang berseberangan dengan calon masing-masing. Namun dalam Pilkada Serentak ini, unsur keempat cukup signifikan tidak terjadi karena banyak sekali crossing-crossingsharing antara partai pendukung pemerintah dan partai oposisi dalam mengusung calon tertentu," terang Tito.
 

"Ini bisa menjadi mesin pendingin. Di samping itu, isu mengenai keagamaan, latar belakang agama, suku, dan keturunan ras yang sensitif tidak banyak muncul terjadi di wilayah. Mungkin hanya 1, 2 kasus tertentu yang memiliki faktor itu dan ini tentu akan kita berikan atensi dan pengamanan khusus di tempat itu, dalam rangka mendinginkan suasana," tandas dia.(exe/ist)


0 Komentar