Rabu, 14 Maret 2018 14:21 WIB

Gubernur Jabar Dorong Perkembangan Bank Syariah

Editor : Amri Syahputra

Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan (Aher) mendorong pertumbuhan perekonomian syariah dengan mengajak seluruh masyarakat muslim di Jawa Barat untuk menggunakan perbankan Syariah. 

Hal tersebut disampaikan Aher pada acara Peresmian Gedung HIK Parahyangan BPRS HIK Parahyangan, di Jalan Percobaan, Cileunyi, Kabupaten Bandung, Selasa, 13/3/2018. 

"Kita harus mendorong pertumbuhan ekonomi syariah, karena bisa jadi masyarakat lebih nyaman pakai syariah, makanya dibutuhkan ekspansi lembaga keuangan syariah," katanya. 

Ia menyebut dengan presentase umat muslim di Jawa Barat yang mencapai 97%, akan menjadi peluang yang sangat besar untuk membesarkan perbankan syariah agar bisa bersaing dengan perbankan konvensional. 

"Kalo bukan kita yang membesarkan keuangan syariah mau siapa? 97 persen penduduk (Jabar) umat muslim, ini tugas kita semua untuk menggunakan keuangan syariah, tapi juga harus dengan kesiapan lembaga keuangan syariahnya," katanya. 

Aher mengaku dirinya sebagai muslim, sangat meyakini adanya keberkahan pada setiap rezeki yang dia dapatkan. Hal tersebut tergantung pada dari mana asal rezeki tersebut berasal.

Oleh karenanya, Aher berkomitmen untuk menjaga value atau nilai dari rezeki yang ia dapat dengan menyimpan uang tersebut di perbankan syariah. 

Selain itu, ia pun meminta lembaga keuangan syariah tidak hanya memberi pinjaman dan menerima tabungan,tapi juga memberikan bimbingan terhadap nasabah agar mampu memiliki kemampuan secara finansial. 

"Tidak ada pertentangan terhadap kekayaan dan ketaqwaan, bahaya kalo generasi muda tidak memiliki pengetahuan tentang perekonomian syariah," katanya. 

Ia pun berharap, kedepan Indonesia memiliki bank milik negara dengan platform syariah. Pasalnya, dengan menerapkan sistem perbankan syariah, sangat banyak keuntungan yang akan di dapat. Selain karena banyak yang merasakan kenyamanan dengan menggunakan sistem keuangan syariah, juga akan memudahkan kerjasama dengan lembaga keuangan negara asal Timur Tengah. 

"Ada BUMN, wajar, karena dana negara asal Timur Tengah pasti nyari perbankan syariah, di Malaysia ada perbankan syariah seperti BUMN. Di Indonesia juga harus di dorong bank umum syariah yang dimiliki negara agar bisa memudahkan bermitra dengan lembaga keuangan luar negeri," pungkasnya.


0 Komentar