Minggu, 11 Maret 2018 20:17 WIB

Xi Jinping Bakal Jadi Presiden Seumur Hidup

Editor : Yusuf Ibrahim
Xi Jinping. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- China memutuskan untuk menghilangkan masa jabatan untuk pemimpin.

Ini adalah sebuah langkah uang secara efektif memungkinkan Xi Jinping menjadi presiden seumur hidup.

Perubahan tersebut merupakan bagian dari serangkaian perubahan konstitusional yang diperkirakan akan disahkan oleh pertemuan tahunan Kongres Nasional Rakyat China.

China sebelumnya telah memberlakukan masa jabatan presiden selama dua periode sejak tahun 1990-an. Namun Xi Jinping memutus tradisi itu dengan tidak menghadirkan penerus potensial Kongres Partai Komunis bulan Oktober lalu.

Sebagai gantinya, ia mengkonsolidasikan kekuatan politiknya saat partai tersebut memilih untuk mengabadikan nama dan ideologi politiknya dalam konstitusi partai. Ini sama dengan menaikkan statusnya sama dengan pendiri China, Mao Zedong.

Pada akhir Februari lalu, partai tersebut mengusulkan untuk menghapus masa jabatan presiden dari konstitusi China. Jinping sendiri dijadwalkan turun dari jabatannya pada tahun 2023.

Pemungutan suara pada hari Minggu (11/3/2018) atas perubahan di Kongres Rakyat Nasional diperkirakan akan berlalu tanpa ada kesulitan seperti dikutip dari BBC.

Kongres tersebut, di atas kertas, adalah badan legislatif yang paling berkuasa di China - serupa dengan parlemen di negara lain. Tapi secara luas dilihat sebagai "lembaga stempel", yang akan menyetujui apa yang diperintahkan.

Meski begitu, keputusan tersebut bukan tanpa kontroversi. Kongres Rakyat Nasional tidak pernah memilih menentang Partai Komunis. Namun beberapa laporan menunjukkan sejumlah delegasi dari 2.980 utusan mungkin akan memilih abstein, sebuah bentuk protes yang sangat jelas.

Badan sensor di China telah memblokir diskusi seputar topik tersebut, termasuk gambar Winnie the Pooh. Para pengguna media sosial telah menggunakan karakter kartun itu untuk menggambarkan sosok Jinping.

Seorang kritikus pemerintah menulis sebuah surat terbuka yang menjelaskan usulan tersebut sebagai "lelucon", dalam sebuah pertentangan yang jarang terjadi dengan publik.

Mantan redaktur surat kabar Li Datong menulis bahwa penghapusan masa jabatan presiden dan wakil presiden akan menabur benih kekacauan. Pesan itu dikirimkan ke beberapa anggota kongres nasional.

"Saya tidak dapat menahannya lagi, saya sedang berdiskusi dengan teman-teman saya dan kami sangat marah, kami harus menyuarakan oposisi kami," katanya.

Media negara, bagaimanapun, telah menggambarkan perubahan sebagai reformasi yang sangat dibutuhkan.

Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, dikritik oleh beberapa komentator karena tampaknya menyetujui pengangkatan Xi Jinping menjadi presiden seumur hidup.

"Presiden seumur hidup. Saya pikir itu bagus, mungkin kita harus mencobanya suatu hari," ujarnya.

Namun Trump kemudian membantah komentarnya tersebut dengan menyatakan bahwa pernyataannya telah dipelintir oleh sejumlah media.

Xi menjadi presiden pada tahun 2012, dan dengan cepat mengkonsolidasikan kekuatan pribadi sambil memperkuat China sebagai negara adidaya regional. Ia juga memerangi korupsi, menghukum lebih dari satu juta anggota partai - beberapa diantaranya adalah mereka yang telah membantu popularitasnya.

Pada saat yang sama, bagaimanapun, China telah membatasi banyak kebebasan yang muncul, meningkatkan program pengawasan dan penyensoran negara.(exe/ist)


0 Komentar