Selasa, 23 Januari 2018 08:56 WIB

Abbas Mencari Pengakuan Uni Eropa Untuk Negara Palestina

Editor : Amri Syahputra
Presiden Palestina Mahmoud Abbas

Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas, dijadwalkan untuk menyampaikan pidato utama ke 28 menteri luar negeri Uni Eropa, di ibukota Belgia, Brussels, setelah bertemu dengan kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Federica Mogherini.

Para menteri didesak untuk secara resmi mengakui keadaan Palestina, dan mendiskusikan dampak keputusan AS yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Menurut WAFA, Abbas juga dijadwalkan bertemu dengan Perdana Menteri Belgia Charles Michel, untuk berterima kasih atas dukungan finansial tambahan, oleh Brussel, untuk anggaran Badan Bantuan dan Bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), seperti Amerika Serikat telah mengurangi lebih dari $ 100 juta bantuan ke organisasi kemanusiaan, termasuk $ 45 juta untuk bantuan pangan.

Belgia mengatakan akan mendukung UNRWA dengan tambahan $ 29 juta, untuk membantunya mengatasi pemotongan AS, yang kemudian menekan Otoritas Palestina untuk kembali ke perundingan dengan Israel.

PNN juga melaporkan bahwa, sebagai tanggapan atas pengakuan Presiden AS Donald Trump terhadap Yerusalem sebagai ibukota resmi Israel, Slovenia diharapkan, dalam beberapa minggu mendatang, untuk mengenali negara bagian Palestina, media Israel mengatakan.

Channel 10 News Israel, pada hari Minggu, melaporkan bahwa pemerintah Slovenia berkumpul untuk mempromosikan pengakuan "Palestina" sebagai sebuah negara, dan pemerintah Slovenia menyampaikan masalah tersebut ke parlemen, yang merupakan badan yang berwenang untuk mengakui negara lain. Pemungutan suara akan berlangsung pada 31 Januari.

Namun, media Israel mengklaim bahwa Kementerian Luar Negeri mencoba merekrut anggota parlemen di Slovenia untuk menentang langkah tersebut, namun diyakini bahwa keputusan tersebut akan berlalu dan Slovenia akan mengakui "Palestina" sebagai sebuah negara.

Laporan tersebut menambahkan bahwa tiga negara Eropa lainnya mempertimbangkan langkah yang sama, diantaranya Luksemburg, Irlandia dan Belgia.


0 Komentar