Senin, 15 Januari 2018 13:51 WIB

Analis Data Tidak Dapat Dipercaya Dorong Pemerintah Impor Beras

Editor : Amri Syahputra

JAKARTA, Tigapilarnews.com - Kepala penelitian di Pusat Reformasi Ekonomi (CORE) telah mempertanyakan validitas data beras pemerintah. Data beras yang tidak dapat diandalkan telah memaksa pemerintah untuk mengimpor komoditas tersebut untuk meringankan harga, meskipun Kementerian Pertanian mengklaim bahwa produksi beras di negara tersebut memadai.

"Salah satu masalahnya adalah terbatasnya dana untuk melakukan survei stok es," kata Kepala Riset CORE Mohammad Faisal di Jakarta.

Pemerintah mengumumkan pekan lalu bahwa pihaknya akan mengimpor 500.000 ton beras pada akhir Januari, meskipun Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya mengatakan bahwa 2,8 juta ton beras diproduksi tahun lalu terhadap permintaan tahunan sebesar 2,6 juta ton. Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengklaim lebih lanjut bahwa produksi beras telah mencapai 3 juta ton.

Faisal mengatakan bahwa pemerintah perlu mencari negara-negara ASEAN lainnya untuk memantau komoditas pangan, dengan memperoleh data dari badan usaha milik negara dan perusahaan swasta.

Dia mengatakan beberapa negara ASEAN juga mewajibkan distributor komoditas untuk menyerahkan laporan bulanan, sehingga pemerintah memiliki data alternatif tentang distribusi makanan.

Faisal mengatakan bahwa pemerintah saat ini mengandalkan data hanya dari Badan Logistik Nasional (Bulog), yang menguasai hanya 10 persen dari distribusi beras. Dia mengatakan pemerintah tidak memiliki data mengenai 90 persen distribusi beras lainnya.

Dia percaya bahwa pemerintah harus membuat keputusan mendesak untuk mengimpor beras, karena data tersebut telah dirujuk untuk data penawaran dan permintaan beras.


0 Komentar