Rabu, 10 Januari 2018 12:26 WIB

Manfaat Urin Unta Sebagai Anti Kanker

Editor : Irma Nur Illahi
JAKARTA, Tigapilarnews.com - Beberapa hari terakhir Camel Urine (CU) atau Urin Unta menjadi perbincangan hangat para netter setelah adanya video unggahan Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI), Bachtiar Nasir.
 
Dalam video tersebut terlihat ia sedang meminum urin unta dicampur dengan susu unta segar dan mengatakan itu adalah obat untuk penyakit kanker dan masalah pencernaan, maka tidak heran para netter menajadi kebingungan bagaimana mungkin urin bisa menjadi obat sebuah penyakit?.
 
Pengobatan yang sangat populer di Timur Tengah ini bukan penemuan baru dan sudah dipraktikan sekitar 14 abad silam. Sudah banyak pula ilmuan yang meneliti metode pengobatan ini.
 
Dr. Faten Abdel-Rahman Khorshid, adalah ilmuwan Saudi yang juga staf King Abdul Aziz University (KAAU) dan Presiden Tissues Culture Unit di Pusat Penelitian Medis King Fahd telah melakukan penelitian selama 7 tahun untuk ini dan menemukan bahwa partikel nano dalam air seni hewan unta dapat melawan sel kanker dengan baik. 
 
Dalam sebuah tesis Master yang ditulis oleh seorang insinyur kimia, Muhammad Awhaaj Muhammad, yang diserahkan ke fakultas kimia di Universitas Al-Jazeerah Sudan dan disetujui oleh Dekan ilmu pengetahuan dan studi pascasarjana di universitas tersebut pada bulan November 1998, berjudul Studi tentang Komposisi Kimia dan Beberapa Penggunaan Medis dari Urin Unta Arab, membuktikan, "Tes laboratorium menunjukkan bahwa urin unta mengandung protein potassium, albuminous, dan sejumlah kecil asam urat, natrium dan creatine."
 
Bahkan penelitian ini sudah dipajang di PUBMED, yaitu basis data "search engine" Medical Journal atau review yang sangat tidak mudah untuk sampai pada tahap diterima dan dipajang di basis data ini. 
 
Dalam judul : Camel Urine Components Display Anti-Cancer Properties In Vitro
Link : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/m/pubmed/22922085/
KESIMPULAN : CU memiliki anti-kanker yang spesifik dan efisien dan sifat modulasi kekebalan yang manjur secara in vitro.
 
Namun Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada pertengahan Juni 2015 dan akhir tahun 2017 pernah melarang untuk mengonsumsi urin unta. Hal ini berkaitan dengan penyebaran virus Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV) yang diduga berasal dari urin unta.
 
Focal Point IHR Nasional Uni Emirat Arab (UEA) pada akhir tahun 2017 telah menguji 10 unta yang memasuki wilayah Al AIn-Mezyad untuk pemeriksaan MERS-CoV. Dengan pemeriksaan lendir pada saluran pernapasan menggunakan teknik PCR (polymerase chain reaction), mereka mengidentifikasi protein khas virus penyebab MERS. Lima di antaranya positif.
 
Maka dianjurkan untuk berhati-hati bila ingin menggunakan pengobatan ini, perhatikan kesehatan dan kebersihan dari unta tersebut agar tidak menimbulkan penyakit baru.

0 Komentar