Minggu, 06 Agustus 2017 12:44 WIB

Theodora, Gadis Belia Jadi Master Chess International

Reporter : Ryan Suryadi Editor : Hermawan
Master catur cilik, Theodora Paulina Walukow (13), dalam Turnamen Catur yang diselenggarkan Villa Gading Indah Chess Club (VGICC) di Kelapa Gading, Jakut, Sabtu (5/8/2017). Foto: Ryan.

JAKARTA, Tigapilarnews.com - Permainan catur merupakan salah satu jenis olahraga yang mengandalkan pemikiran serta strategi.

Permainan catur juga digemari banyak kalangan. Dari kalangan masyarakat kelas bawah sampai kelas atas pun bisa memainkannya. 

Namun, permainan catur dianggap tidak asing bagi remaja puteri Theodora Paulina Walukow. Meski baru berusia 13 tahun, strategi permainan catur dapat membuat lawannya merasa kagum.

Saat ini, karier dari anak yang akrab disapa Dora di dunia olahraga catur tidak bisa dianggap remeh.

Dora pun telah menjuarai berbagai ajang internasional, seperti World Schools Chess Championships 2014 di Juiz de Fora, Brasil dan Olimpiade Catur Dunia ke-42 di Baku, Azerbaijan pada 2016.

"Saat ini, saya masih kelas 9 di SMP St Franxiscus II Kayu Putih," kata Dora, saat dibincangi di kantor RW 14, Kelurahan Kelapa Gading Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Sabtu (5/8/2017).

Walaupun saat ini Dora dinobatkan sebagai Master Chess International, tapi dia tampak seperti anak seusianya.

Sifat lugu dan malu-malu jelas diperlihatkannya. Gaya hidupnya pun sederhana, pakaian kaus dan celana jeans sambil menggendong tas ransel yang berisi air minum pada bagian depan.

Dora menceritakan, permainan catur sudah dikenalkan ayahnya, Troy Vorgotha Walukow sejak usia tujuh tahun. Olah raga itu, diakui Dora menjadi kegemaran. Setiap pulang sekolah, permainan catur yang selalu menemani Dora.

"Setiap pulang sekolah, sambil menunggu makan malam, saya berlatih catur," ucap Dora.

Dora pun sedikit demi sedikit paham dengan permainan catur dari para master yang dipelajarinya. Bahkan, agar dapat mengetahui strategi, dia harus sanggup memecahkan langkah permainan catur itu hingga menjadi puzzle.

"Jadi latihannya bikin puzzle dari permainan para master. Seperti dibedah gitu langkah catur apa yang dimainkan," ungkap Dora.

Dora mengakui bahwa tidak mudah untuk dapat bermain catur dengan baik. Butuh konsentrasi tinggi agar dapat fokus dan memenangkan permainan.

"Tersulit itu saat mengikuti turnamen di Azerbaijan. Di sana saya menjadi peserta termuda, dengan lawan rata-rata usianya 15 tahun," tambahnya.

Sementara itu, Troy Vorgotha Walukow mengakui semangat anaknya dalam berlatih permainan catur. Namun, labilnya emosi masih menjadi kendala selama ini.

"Mungkin karena dia masih usia anak-anak. Emosinya kurang stabil. Terkadang masih tidak percaya diri jika menghadapi lawan seumurannya. Tapi, kalau lawannya lebih dewasa justru dia lebih tenang," imbuh Troy.

 


0 Komentar