Jumat, 28 Juli 2017 06:11 WIB

YLKI dan Kak Seto Minta Anak-anak Dilindungi dari Produk Susu Bergula Tinggi

Reporter : RB Siregar Editor : RB Siregar
Pemerhati anak Dr. Seto Mulyadi.(ist)

JAKARTA, Tigapilarnews.com - Dalam rangkaian Hari Anak Nasional, pemerhati anak Dr. Seto Mulyadi mengkritisi masih beredarnya iklan produk-produk makanan dan minuman yang mengklaim baik dan menyehatkan dikonsumsi untuk anak-anak Indonesia padahal kadar gulanya sangat tinggi.

"Ini artinya informasi mengenai kesehatan harus terus menerus diinformasikan pemerintah. Anak-anak secara tidak sadar masih sering mengkonsumsi produk yang tidak laik seperti permen, coklat juga susu kental manis karena pengaruh iklan," kata Kak Seto sapan akrab Seto Mulyadi saat di konfirmasi wartawan, Kamis (27/7/2017).

Mantan Ketua Komnas Perlindungan Anak itu menjelaskan, anak-anak yang terbiasa sejak kecil mengonsumsi produk yang tidak baik hal itu akan terus terbawa kebiasaannya. Ini nantinya bisa menyebabkan penyakit gula, kanker dan obesitas.

"Tentunya hal ini harus terus dikampanyekan kepada orangtua dan pendidik agar anak-anak menghindari produk-produk yang tidak baik terutama minuman susu dengan gula tinggi," ujarnya.

Secara tidak langsung Kak Seto menyatakan iklan produk itu menyesatkan karena hanya mementingkan keuntungan industri yang dihasilkan melalui penjualan kepada para produsen tanpa memikirkan dampaknya bagi kesehatan anak.

"Pemerintah perlu memberikan perhatian terhadap produk-produk anak yang tidak bernutrisi seperti permen, dan susu kental manis. Diperlukan juga berbagai unsur terkait seperti Kemenkes, Kominfo, media agar iklan-iklan tersebut di tertibkan," tambahnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyikapi maraknya produk makanan dan minuman yang tidak sesuai dengan label dan peruntukan. Salah satunya produk susu kental manis (SKM) yang masih beriklan secara gencar dengan dan digambarkan sebagai minuman bergizi padahal bergula tinggi dan tidak baik untuk anak.

Pengurus YLKI Tulus Abadi melihat ada kekeliruan yang disampaikan sejumlah produsen dalam mengiklankan produk SKM. Di mana sebenarnya SKM memiliki kandungan gula dan lemak yang tinggi, sedangkan kalsiumnya rendah dan hal itu berdampak buruk bagi anak-anak.

"SKM itu memang tidak bagus karena kandungan gulanya sangat tinggi. Sementara kandungan kalsiumnya sangat rendah. Dampaknya sangat buruk bagi anak-anak karena hanya akan menghasilkan kegemukan dan obesitas. Jadi sebaiknya hindari anak meminum SKM dan ganti dengan susu murni atau susu bubuk" ujar Tulus.

Ketua Pengurus Harian YLKI itu menyatakan terkait dengan iklan yang menyebutkan susu kental manis merupakan minuman bergizi dan baik untuk kesehatan, YLKI meminta untuk diluruskan. Produk harus sesuai dengan labeling.

"Dari sisi labeling memang tidak fair karena sebenarnya lebih layak disebut minum gula daripada minum susu," ungkapnya.

Terkait hal ini, Tulus memandang belum ada regulasi yang mengatur sehingga perlu mendapat perhatian pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

"Sampai detik ini belum ada regulasi yang melarang. Tapi seharusnya ini menjadi perhatian Kemenkes. Untuk apa Kemenkes kampanye kurangi garam gula dan lemak tapi membiarkan SKM?" tandasnya.


0 Komentar