Selasa, 18 Juli 2017 00:52 WIB

Terkejut Pekatan, Kemenpora Sanjung Pelaksanaan Gala Desa di Kepulauan Aru

Reporter : Eggi Paksha Editor : Yusuf Ibrahim
Kemeriahan pelaksanaan sepak bola, salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan di Gala Desa, Kepulauan Aru. (foto Esa/tigapilarnews.com)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Pelaksanaan Gala Desa 2017 yang menjadi program Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemepora) terus berlanjut secara konsisten.

Ajang pesta ragam olahraga tersebut, kali ini menyapa masyarakat Kepulauan Aru, Maluku, Provinsi Ambon, Minggu (16/07/2017). Gala Desa merupakan bagian dari kampanye Ayo Olahraga 2017 oleh Kemenpora.

Ada tiga kegiatan utama dalam kampanye ini, yakni Gowes Nusantara, Gala Desa, serta Liga Pelajar.

Bupati Kepulauan Aru, Johan Gonga, menerangkan jika pelaksanaan Gala Desa benar-benar memberikan manfaat yang besar. Utamanya karena masyarakatnya dinilai sangat haus akan hiburan dan kegiatan.

Terbukti, meskipun dengan segala keterbatasan, namun masyarakat, unsur pejabat setempat, para personel TNI dan Polri, berbaur solid dan memiliki semangat serta antusias yang luar biasa untuk memeriahkan pelaksaan Gala Desa.

"Program pembudayaan yang benar-benar menyentuh masyarakat. Terima kasih atas program Kemenpora yang telah membawa ini ke Kepulauan Aru," kata Johan Gonga.

Suasana semakin ramai dengan ritual-ritual adat dan hadirnya penyanyi jebolan Indonesian Idol, Husien Alatas dan tausiah dari Ustad Aswan, kakak dari mendiang Ustad Jefri Al-Buchori (Uje).
 
Gala Desa tahun ini perdana dilakukan. Khusus tahun ini, ada enam cabang olahraga (cabor) yang dipertandingkan, yaitu sepak bola, sepak takraw, bola voli, tenis meja, bulu tangkis, serta atletik. Sedangkan pesertanya, dari seluruh nusantara.
 
Sementara itu, Ary Moelyadi, kabid Pendidikan Olahraga Menengah Asdep Olahraga Pendidikan Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga Kemenpora, menambahkan jika dari Kepulauan Aru terdapat pulau 527 dengan 117 Desa dan 14 dusun. Uniknya, semua mampu berpartisipasi dalam Gala Desa 2017.
 
"Ini yang perlu mendapat apresiasi. Terlebih dengan jumlah peserta yang mengikuti sepak bola mencapai 91 tim, bola voli 87 tim, bulu tangkis 76 orang, tenis meja 65 orang, sepak takraw 9 tim dan atletik 69. Peserta dengan keseluruhan jumlah peserta 2.327 orang yang datang dari pulau-pulau kecil. Bahkan bupati juga sebagai salah satu dari peserta Gala Desa mewakili desa ia tinggal," ujarnya didampingi Staf Kemenpora Bidang Kemitraan dan Penghargaan, Ferdiansyah.
 
Lebih jauh dipaparkan Ary, untuk Gowes Pesona Nusantara sejatinya bukan kegiatan atau agenda dari Kemenpora.
 
Tapi, dikatakannya lagi, merupakan inisiasi dari bupati untuk dilaksanakan secara bersamaan antara Gowes Pesona Nusantara dan Gala Desa, dengan setiap OPD/SKPD menyumbangkan satu buah sepeda dengan jumlah 31. 
 
Sementara Johan Gonga, dilanjutkan Ary, menyumbangkan motor, dengan antusis peserta dan penonton yang hadir saat kick off lebih dari kurang 7.000. Alhasil, ini merupakan kegiatan terbesar sepanjang sejarah di pulau dengan moto Sita Kaka Walikewalike atau Sita Eka Tu Jargaria tersebut.
 
"Untuk keterlibatan semua desa dan peserta terbanyak, khususnya untuk sepak bola, karena banyaknya peserta pertandingan sepak bola dimulai sore. Meskipun di lapangan tanah bercampur pasir dan batu-batu, yang unik setiap peserta atau tim biasa menggunakan Pakatan (ilmu magic/gaib). Rasanya ini hanya ada di Kepulauan Aru," tuturnya. 
 
"Hal unik lain dari Kepulauan Aru, yaitu dengan membuat 500 kaos, untuk sablon belakang tertulis Gowes Pesona Nusantara di depan tertulis Gala Desa. Sungguh perpaduan yang harmonis. Dua kegiatan digandeng menjadi satu," tutup Ary.

Di bagian lainnya, Kota Ambon juga sukses melangsungkan hajatan Gowes Pesona Nusantara (GPN) 2017, Sabtu (15/07/2017) pagi.

Program yang menjadi bagian dari gerakan #AyoOlahraga oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) ini, diikuti antusias 500-an peserta dari berbagai kalangan.

Wakil Walikota Ambon, Syarif Hadler didampingi Kepala Biro Perencanaan dan Organisasi Sekretariat Kemenpora, Samsudin, membuka acara yang dimulai dengan senam bersama, sekaligus mengibarkan bendera start di Tugu Leimena.

Menurut Syarif, bersepeda adalah cara sehat yang murah meriah, tak banyak membutuhkan biaya. Namun dampaknya sangat luar biasa.

Masyarakat dari semua kalangan di Ambon bisa menyatu dalam aktivitas menyenangkan ini, tanpa membedakan agama dan latar belakangnya.

Acara seperti ini, kata dia, harus terus digalakkan secara berkelanjutan. Salah satunya dengan mengembangkan komunitas sepeda dan membidik generasi muda. 

GPN 2017 di Kota Ambon, diharapkan sekaligus memberikan promosi wisata bagi kota di Provinsi Maluku ini.

Tak sedikit lokasi wisata menarik di kota ini yang mampu menggaet wisatawan untuk datang. Tahun 2020, kata dia, Ambon direncanakan akan menjadi tahun kunjungan wisata.(exe)


0 Komentar