Selasa, 04 April 2017 00:18 WIB

Nusron Jabarkan Keberpihakan Ahok-Djarot untuk Muslim

Editor : Yusuf Ibrahim
Nusron Wahid. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat dan tokoh muda Nahdhatul Ulama (NU) yang juga Koordinator Pemenangan Pemilu Partai Golkar Wilayah Indonesia I (Jawa dan Sumatera), Nusron Wahid, menghadiri peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW dan Istighosah Islam Nusantara yang digelar Keluarga Besar NU Jakarta Barat di Kalideres, Jakarta Barat, Senin (03/04/2017).

Hadir juga sejumlah tokoh dan ulama NU Jakarta Barat, antara lain KH Muchtar Ghozali (Cengkareng), KH Amin Kadaung (Tegal Alur), KH Salwan (Kapuk), Kyai Sirodj Ronggalawe, Kyai Endang Ahmad Syah, KH Muhammad Ali, dan KH Mahfud.

Nusron menyebut silaturahmi dalam kegiatan ini bukan untuk provokasi, tapi menyampaikan apa yang perlu diketahui nahdhiyyin bahwa pasangan calon yang paling berpihak kepada kaum nahdhiyyin adalah Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat (Basuki-Djarot).

"Kalau ada orang NU ngapain milih yang lain dalam Pilkada. Dan Pak Djarot ini orang Jawa Timur yang NU tulen, maka kita pilih pasangan nomor urut dua," ujar Nusron.

Nusron mengatakan, kalau Basuki-Djarot menang dalam Pilkada DKI, dipastikan sekolah dan madrasah NU yang saat ini kondisinya kurang baik akan dibantu nanti, sedangkan mereka yang belum mendapatkan beasiswa akan mendapatkannya pada kepemimpinan Basuki-Djarot ke depan.

Keberpihakan Basuki-Djarot terhadap kaum nahdhiyyin dan muslim secara umum juga bisa dilihat dari berbagai kebijakannya.

"Oleh Pak Djarot yang orang NU, makam ulama dilestarikan. Makam Mbah Priok sudah dijadikan cagar budaya religius. Dan makam para ulama di Betawi semua dilestarikan dan kalau ziarah lebih nyaman," imbuh Nusron.

Nusron mengingatkan bahwa Ahok-Djarot mempunyai program KJP Santri sehingga anak orang Jakarta meski nyantri di Jombang, Kudus, Situbondo, Sukabumi, Banten dan daerah lainnya akan mendapatkan KJP Santri dari Basuki-Djarot.

"Dalam Islam, tak semua harus berperang dan mencari nafkah. Harus ada satu golongan yang tafakkur fiddin, agar nanti kalau pulang dari mondok bisa merawat umat. Mereka inilah santri-santri yang kini diperhatikan Pak Djarot," jelas Nusron.

Djarot Saiful Hidayat sendiri menyatakan Pemda DKI sudah menjalankan KJP Santri khusus warga Jakarta yang mondok di luar Jakarta, yang tidak mampu atau membutuhkan biaya maka bisa dapat KJP Santri, di mana pun dia mondok.

"Sekarang sedang kita data pondok mana saja yang menerima santri dari Jakarta. Sehingga kita punya hubungan dan kaitan dengan pondok pesantren yang bersangkutan. Ini perlu disampaikan karena kita ingin santri mondok di pesantren yang mengajarkan Islam rahmatan lil alamin," kata Djarot.

Djarot menegaskan, bahwa garis perjuangan yang dibangunnya sejak dulu adalah di jalan NU, yakni di jalan Islam yang Pancasilais karena ini negara Pancasila. Jalan merawat Bhinneka Tunggal Ika untuk menciptakan dan merawat NKRI berdasarkan UUD 1945.

"Meski banyak tantangan tapi saya yakin ini jalan kebenaran yang membawa faedah bagi bangsa Indonesia," tegas Djarot.

Sementara itu Ketua Panitia Ustad Haji Agus Salim berkata, "Kalau enggak sholawat dan enggak maulidan, bukan NU namanya. NU itu mengedepankan Islam rahmatan lil alamin. Islam yang toleran dan tidak membawa kekerasan." (exe/ist)


0 Komentar