Kamis, 23 Maret 2017 11:14 WIB

PM Inggris Kutuk Aksi Teror London

Editor : Rajaman
PM Inggris Theresa May saat jumpa pers (ist)

LONDON, Tigapilarnews.com - Perdana Menteri Inggris, Theresa May, sudah selesai memimpin rapat Cobra, atau rapat darurat untuk menangani krisis nasional, menyusul serangan di kawasan Westminster yang menewaskan empat orang dan seorang pelakunya.

Usai rapat tersebut, PM May mengutuk serangan  disebutnya sakit dan bejat dan menambahkan pikirannya untuk para korban dan keluarganya.

Dalam pernyataan persnya, Rabu (22/3/2017) malam waktu London, dia menegaskan bahwa negara Inggris dan nilai-nilainya,tidak akan pernah menyerah pada teror.

PM May tak lupa memberikan penghargaan kepada polisi dan aparat keamanan yang menurutnya memperlihatkan keberanian yang istimewa dengan mendekati bahaya.

Seorang polisi termasuk dalam empat korban yang tewas dalam serangan yang menurut polisi sebagai serangan teror, Rabu (22/3/2017) pukul 14.40 waktu London.

Pelaku penyerangan menggunakan mobil untuk menabrak beberapa pejalan kaki di Jembatan Wesminster di pusat kota London sebelum menabrakkan mobilnya ke pagar kompleks Gedung Parlemen Inggris.

Dia kemudian menikam seorang aparat polisi dengan pisau sebelum ditembak oleh polisi bersenjata.

Otorita Pelabuhan London mengatakan seorang perempuan diselamatkan dari Sungai Thames dan menderita cedera yang serius.

Kawasan Jembatan Westminster dan Gedung Parlemen Inggris dengan jam besar Big Ben, merupakan salah satu tujuan utama wisata di Inggris dan selalu padat dengan para pengunjung dari seluruh dunia.

Tiga murid sekolah asal Prancis termasuk yang cedera dalam serangan yang diperlakukan Kepolisian Inggris sebagai serangan teroris ini.

Perdana Menteri Prancis, Bernard Cazeneuve, menyatakan mendukung para siswa cedera tersebut dan keluarganya serta menyampaikan 'solidaritas kepada teman-teman di Inggris'.

Sementara Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, sudah menelepon PM Theresa May untuk menyampaikan turut berduka cita atas serangan di London.

Ucapan simpati dan dukungan antara lain juga disampaikan oleh Kanselir Jerman, Angela Merkel, Presiden Prancis, Francois Hollande, dan Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte.

Para anggota parlemen Inggris  sempat diminta untuk tetap berada di dalam Gedung Parlemen sudah diizinkan untuk ke luar dari gedung setelah semua sidang ditunda.


0 Komentar