Sabtu, 11 Maret 2017 20:23 WIB

Rektor Dorong Dosen UBL Giat Penelitian

Editor : Hendrik Simorangkir
Pelantikan Rektor Universitas Budi Luhur, Didik Sulistyanto. (Foto: Eggi Paksha)

JAKARTA, Tigapilarnews.com - Setelah dilantik sebagai rektor baru Universitas Budi Luhur (UBL), Didik Sulistyanto bercita-cita membawa kampus tersebut masuk 50 atau 100 besar nasional. Saat ini, UBL menempati peringkat 415 nasional.‎ Dia optimistis target itu bisa dicapai dalam waktu tidak lama. 

"Sekarang ranking 415, harapan ke depan kami bisa 100 besar atau 50 besar nasional. Harapan itu yang kami siapkan, saya rasa dalam waktu singkat. Kalau tahun ini siap, kami bisa naik jadi 100 besar nasional. Itu saya yakin bisa‎," kata Didik Sulistyanto usai pelantikan di Auditorium UBL, Jakarta, Sabtu (11/3/2017).

Untuk bisa menggapai target itu, Didik berharap seluruh dosen bisa melakukan penelitian di masing-masing bidang‎. Hasil penelitian, selanjutnya akan didaftarkan kepada Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Kemenkumham untuk menjadi hak cipta. 

"Kami akan membentuk Lembaga Sentral HKI di bawah Budi Luhur. Nanti tugasnya mengurusi paten. Kalau dosen punya hak cipta, nanti yang mengurusi adalah lembaga ini biar bisa cepat," jelasnya.

Didik dilantik sebagai rektor baru menggantikan Prof. Ir. Suryo Hapsoro Tri Utomo yang habis jabatannya pada 2016. Hadir pada pelantikan tersebut, antara lain pendiri yang juga pembina Yayasan Budi Luhur Cakti, Djaetun HS, Ketua Pengurus Yayasan Budi Luhur Cakti, Kasih Hanggoro MBA dan sejumlah civitas akademika.

Menurut Kasih Hanggoro, pihaknya memiliki empat kandidat rektor sebelum terpilihnya Didik. Dari sekian calon rektor tersebut, hanya Didik yang dianggap cocok memimpin perguruan tinggi swasta ini. 
"Didik orang terbaik di Unej (Universitas Jember), salah satu yang bisa mendorong untuk meningkatkan universitas. Dia masuk radar UBL karena memiliki potensi. Kami tanya ke dia dan ternyata cocok. Apalagi, Pak Didik sebelumnya pernah mengangkat kampus-kampus kecil menjadi lebih baik," ungkap Hanggoro.

Pembina Yayasan Budi Luhur Cakti, Djaetun HS berharap kepada Didik tak hanya menaikkan ranking nasional, tapi juga internasional. Menurutnya, upaya UBL go internasional harus dilakukan dengan cara berbeda supaya semakin dikenal khalayak. 


0 Komentar