Kamis, 09 Maret 2017 08:19 WIB

PBB Desak Komunitas Internasional Atasi Kelaparan di Somalia

Editor : Yusuf Ibrahim
Ilustrasi. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB), Antonio Guterres, mendesak komunitas internasional beraksi untuk menghindari kelaparan di Somalia.

Kekeringan di Somalia telah mengakibatkan tiga juta orang kelaparan. Somalia menghadapi krisis kelaparan ketiga dalam 25 tahun selain mengalami perang sipil dan anarki. 

Kelaparan pada 2011 mengakibatkan 260.000 orang tewas di negara itu. ”Ada peluang untuk menghindari kondisi terburuk, tapi kita perlu dukungan besar dari komunitas internasional untuk menghindari terulang tragedi 2011. Ini membenarkan respons skala besar,” papar Guterres, dikutip kantor berita AFP.

Guterres tiba di Mogadishu kemarin pagi untuk meninjau kamp pengungsi dalam negeri di salah satu wilayah terparah.

Dia bertemu Presiden Somalia, Mohamed Abdullahi Mohamed yang menang melalui pemilu dan diharapkan dapat menciptakan negara yang lebih stabil pada masa depan. Somalia sebelumnya sempat dianggap sebagai negara gagal.

”Alasan Guterres datang ke sini hari ini ialah menunjukkan dukungan dan solidaritas pada rakyat Somalia saat krisis kemanusiaan ini. Kami mengalami kekeringan yang dapat mengakibatkan kelaparan jika kami tidak mendapatkan hujan dalam dua bulan men datang,” ujar Presiden Mohamed atau biasa dipanggil Farmajo. 

Saat Somalia hampir stabil, Farmajo memperingatkan tidak ada perbaikan cepat di negara itu. ”Berbagai masalah Anda tercipta selama dua puluh tahun konflik dan kekeringan. Solusi memerlukan lebih dari dua puluh tahun lagi,” papar dia di depan warga Somalia bulan lalu.

Negara Tanduk Afrika itu merupakan satu dari tiga negara, selain Yaman dan Nigeria, yang berada di tepi krisis kelaparan. Saat ini kelaparan telah dideklarasikan di Sudan Selatan.

Konflik dan kekeringan parah menjadi penyebab uta ma yang mengakibatkan krisis kelaparan di penjuru dunia. PBB menyatakan, dana darurat sebanyak USD4,4 miliar diperlukan untuk mengatasi krisis di empat negara yang lebih dari 20 juta rakyatnya menghadapi kelaparan.(exe/ist)
 


0 Komentar