Rabu, 08 Maret 2017 16:10 WIB

Mau Jadi Saksi Ahok, Ustaz Cirebon: Kalau Muslim Tapi Korupsi Buat Apa?

Editor : Hermawan
Ustaz Syatori menyatakan siap membela Ahok untuk menjadi saksi di persidangan. (ist)

JAKARTA, Tigapilarnews.com - Seorang ustaz dari Cirebon, Jawa Barat, mendatangi rumah pemenangan Ahok-Djarot di Rumah Borobudur di Jalan Borobudur Nomor 18, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (8/3/2017).

Kedatangan ustaz Syatori ini untuk menyampaikan kesediaannya menjadi saksi bagi calon gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam kasus penistaan agama.

Awalnya, Syatori telah datang ke Rumah Lembang, rumah pemenangan Ahok-Djarot. Namun, karena tidak bertemu dengan Ahok, dia diminta untuk ke Rumah Borobudur. Setelah menunggu berjam-jam, dia belum juga bisa bertemu dengan Ahok dan Djarot.

"Saya datang ke sini mau menyampaikan, kalau saya bersedia menjadi saksi yang meringankan Ahok. Saya mau sampaikan dari pengalaman dan disiplin ilmu Islam yang saya dapat bahwa Ahok tidak salah. Saya ini seperguruan dengan Habib Lutfi dari Pekalongan," kata Syatori kepada awak media di Rumah Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu (8/3/2017).

Menurut ustaz Syatori, pernyataan Ahok dalam menyampaikan surat Al-Maidah 51 ada salah dan benarnya.

Dikatakan Syatori, salah menurut kategori umum karena mengucapkan kalimat "Jangan mau dibohongi pakai", teapi bukan berarti ucapan itu lantas dicap sebagai tindakan menista atau menodai agama.

"Karena tindakan yang termasuk menodai, menista atau menodai agama menurut Alquran adalah ketika dia menghardik anak yatim dan fakir miskin. Karena apa yang menodai, menista, mendustai, mencederai dan membohongi agama adalah orang yang menghardik anak yatim dan fakir miskin. Itu kata Alquran. Pokoknya saya tidak sependapat apa yang dikatakan MUI," tandas ustaz Syatori.

Tindakan menghakimi Ahok atas dasar tuduhan suku, agama, ras, dan antar-golongan (SARA) menurutnya, telah menimbulkan kesan Islam itu menakutkan.

Padahal Islam adalah agama yang mengajarkan kesantunan, kedamaian dan memaafkan. Seharusnya umat Islam memaafkan Ahok dan mendoakannya.

"Coba dengar kisah Umar bin Khattab yang menjadi sahabat baik Nabi Muhammad SAW. Dulu dia tuh membakar Alquran dan mau membunuh nabi. Tetapi justru, Nabi merangkul, mendoakannya. Akhirnya Umar bin Khatab menjadi sahabat baik Nabi. Begitu juga dengan Raden Said di Pulau Jawa. Dulu ia perampok, penyamun dan menginjak-injak Alquran. Tetapi oleh Sunan Gunung Jati didoakan dan dirangkul, kemudian ia menjadi Sunan Kalijaga," ceritanya.

Ustaz yang biasa mengajar di Yayasan Ady-Syahadatain Citemu ini menegaskan tidak akan takut dibenci semua orang karena menjadi saksi Ahok, asalkan dia tidak dibenci oleh Allah SWT.

"Jadi kalau menurut saya dan Alquran, Ahok itu tidak salah. Kalau soal pemimpin dalam Surat Al Maidah itu kan aulia, setahap presiden. Kalau Ahok kan hanya sekadar CEO atau administrator, ya boleh-boleh saja umat Muslim memilihnya. Cuma ngurusin banjir sama macet masa kudu harus Muslim. Kalau orangnya Muslim, tetapi korupsi buat apa," kata pria berumur 69 yang mengaku masih keturunan Sunan Gunung Jati ini.

 


0 Komentar