Selasa, 28 Februari 2017 22:14 WIB

Jusuf Kalla Tegaskan Indonesia Ketinggalan di Bidang Ilmu Pengetahuan

Editor : Yusuf Ibrahim
HM Jusuf Kalla. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Wakil Presiden (Wapres), HM Jusuf Kalla, mendorong para mahasiswa untuk berani berwirausaha serta terus melakukan inovasi dalam mengembangkan diri guna menurunkan ketimpangan sosial di Indonesia.

"Generasi muda harus lebih berkualitas, lebih tinggi dari sebelumnya," katanya saat memberi kuliah umum di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), Selasa (28/02/2017).

Dalam kuliah tersebut juga hadir Mendikbud, Muhadjir Effendy, rektor Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Surabaya, Gubernur Jatim Soekarwo, Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf, Ketua Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (Yarsis) Prof Moh Nuh, dan Rektor Unusa Prof Achmad Jazidie.

JK mengatakan, untuk bisa menurunkan ketimpangan sosial dibutuhkan kerja keras, ilmu pengetahuan dan dibarengi inovasi. "Ayah saya lulus SD, saya harus lebih baik dari pada ayah saya. Jangan menjadi beban terus menerus," katanya. 

Untuk itu dirinya meminta para rektor untuk mendorong mahasiswa berwirausaha. Menurutnya, entrepreneur tidak bisa hanya dengan dididik 100 persen. Yang harus dilakukan adalah didorong. 

Selain itu, dia meminta generasi muda jangan mudah puas dan tidak bercita-cita menjadi pegawai negeri sipil (PNS). Sebab, dalam setahun kuota penerimaan sebatas 125 ribu, dan difokuskan pada profesi guru serta tenaga kesehatan menggantikan yang pensiun. 

"Angka lulusan sarjana di Indonesia tembus satu juta lebih. Maka, belum apa-apa jangan punya cita-cita jadi DPR," ujarnya.

Menurutnya, Indonesia tidak kekurangan politisi, birokrat. Indonesia, kata dia, kekurangan masyarakat yang bisa lebih menggerakan ekonomi. Dia mencontohkan China dengan kemampuan entrepreneur masyarakatnya. China yang sebelumnya tidak dilihat, kini berkembang pesat membuat banyak negara melihatnya.

Selain itu KH Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah maupun KH Hasyim Asyari pendiri Nahdlatul Ulama yang berdagang sebagai awal mengatasi masalah bangsa ketika itu.

"Kemajuan tidak bisa dicapai dengan marah, dengan demonstrasi. Diperlukan ilmu pengetahuan yang merupakan instrument untuk maju. Untuk maju perlu kerja keras disertai kemampuan inovasi," ucapnya.

Indonesia, kata dia menjadi negara Islam yang moderat dibanding negara Timur Tengah dikarenakan Islam di Indonesia dibawa oleh pedagang. Dirinya bersyukur Indonesia menjadi negara Islam yang damai dan nyaman 

"Saya prihatin saat ini mayoritas negara Islam berkonflik. Dari 50 negara Islam di dunia, 30 di antaranya berkonflik," katanya.

Kendati mengapresiasi kedamaian serta kenyamanan, Wapres menegaskan Indonesia masih ketinggalan di bidang ilmu pengetahuan. Menurutnya hal itu karena orang-orang lebih membanggakan masa lalu. Termasuk kemajuan dunia Islam masa lampau.

Dirinya meminta orang untuk tidak terlalu membanggakan masa lalu. Dirinya mencontohkan, China sebelumnya negara komunis dan kini ingin menjadi negara terbuka. Sebaliknya, Amerika yang sebelumnya terbuka mengarah ke tertutup. Semua lantaran pemikiran yang berubah.

JK menegaskan Indonesia tidak ke kanan dan atau ke kiri. "Jika Indonesia ingin dihargai harus maju ekonomi, teknologi, dan ilmu pengetahuannya. Kita menginginkan kemajuan itu kemajuan kita semua," kata dia.

JK mengatakan bangsa dihormati karena kemajuan. Bukan karena penduduknya yang besar serta memiliki sejarah panjang. "Negara China, Saudi (Arabia). Raja Salman mau datang, dibahas berhari-hari. Presiden (Indonesia) datang ke Saudi, beritanya kecil," ujarnya.(exe/ist)


0 Komentar