Rabu, 08 Februari 2017 11:55 WIB

Cegah Berita Bohong, Wartawan Akan Bentuk Jaringan Anti Hoax

Editor : Hendrik Simorangkir
(ist)

AMBON, Tigapilarnews.com - Untuk mengantisipasi semakin maraknya berita hoax atau palsu dalam kehidupan masyarakat, Dewan Pers dalam peringatan Hari Pers Nasional (HPN) di Ambon, Maluku, akan membentuk jaringan wartawan anti hoax.

"Berita hoax sudah sangat marak di tengah-tengah masyarakat. Untuk mengantisipasi tersebut, dalam diskusi publik kemarin kita putuskan akan membentuk Jaringan Wartawan Anti Hoax Nasional," ujar Ketua Panitia Pelaksana HPN ke-69 2017, M Ihsan, dalam acara Konvensi Nasional Media Massa dengan tema "Integritas Media Nasional Dalam Lanskap Komunikasi Global: Peluang dan Tantangan" yang digelar di Baileo Siwalima, Ambon, Maluku, Rabu (8/2/2017).

Menurutnya, sudah saatnya media mainstream bertindak dalam menangkal dan mengantisipasi berita hoax. "Maka dari itu, sedang kita rancang sebuah konsep wartawan anti hoax. Nanti di akhir acara HPN, akan diumumkan konsep jaringan wartawan anti hoax nasional," katanya.

Ihsan menambahkan, konsep tersebut akan dilaporkan Penanggungjawab dan Panitia Pelaksana HPN 2017 kepada Presiden Joko Widodo. "Hasilnya, akan kami laporkan kepada bapak Presiden RI," ungkapnya.

Ketua Dewan Pers, Yoseph Adi Prasetyo mengatakan dengan kemajuan teknologi, terjadi perubahan atau semakin cepat dalam penyajian informasi di Indonesia. "Tetapi kecepatan informasi memunculkan persoalan masalah etik. Karena saat ini dunia sedang menghadapi permasalahan fake news atau berita hoax," jelas Yoseph.

Yoseph mengatakan, permasalahan kecepatan informasi membuat media mainstream menjadi menurun dalam menghadirkan pemberitaan. Perusahaan pers, terutama media cetak mengalami penurunan tiras.  "Sementara media online menemukan tempat untuk tumbuh subur," katanya.

Namun kecepatan bukan menjadi faktor satu-satunya menyajikan berita atau informasi. Karena tanpa diiringi ketepatan fakta atau data, maka akan tergiring menjadi berita hoax. Karena itu, diperlukan kecepatan dan ketepatan dalam sebuah pemberitaan. Tidak bisa hanya mengandalkan kecepatan akibat kemajuan teknologi.

"Ini tantangan media massa yakni mengembalikan kepercayaan publik terhadap media mainstream yakni dengan menyajikan berita yang cepat, tetapi akurat dan tepat akan data dan informasi," tandasnya.