Senin, 06 Februari 2017 23:12 WIB

Korut Rasakan Dampak Sanksi Ekonomi PBB

Editor : Yusuf Ibrahim
Kim Jong-un. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Kendaraan primitif berbahan bakar arang dan tongkol jagung yang pernah ada di era Perang Dunia II kini muncul di Korea Utara sebagai taksi.

Negara yang dipimpin Kim Jong-un menggunakan kendaraan kuno itu sebagai alat transportasi umum setelah Pyongyang dijatuhi sanksi ekonomi oleh PBB karena menguji coba senjata nuklir.

Kendaraan kuno yang pertama kali diperkenalkan Barat itu menggunakan bahan bakar arang dan tongkol jagung yang sudah direndam di dalam minyak. Pemandangan yang terjadi di Korut ini dilaporkan Radio Free Asia.

Mengutip orang dalam di Korut, media tersebut melaporkan bahwa kendaraan kuno itu menimbulkan bau dan asap tebal. Kendaraan berbahan bakar arang dan tongkol jagung terakhir kali digunakan warga sipil Korut pada akhir 1990-an.

Menurut Radio Free Asia, taksi berbahan bakar arang telah menjadi moda transportasi di Aviation University di Provinsi Hamgyong Utara. Meskipun laju kendaraan kuno ini lambat, namun populer di wilayah tersebut karena tarifnya murah.

”Sejak pemerintah Korut memerintahkan warga untuk berhenti menggunakan kereta, orang-orang  berpaling ke kendaraan bertenanga arang,” tulis media itu mengutip orang dalam di negara komunis tersebut.

Tak hanya untuk mengangkut warga dan barang-barang, moda transportasi kuno ini bahkan dipakai untuk kepentingan bisnis.

Kendaraan primitif ini juga tidak tunduk pada peraturan lalu lintas, tidak seperti kendaraan bermotor yang terkena denda oleh pihak kepolisian jika melanggar peraturan. Kendaraan kuno ini bebas dari peraturan lalu lintas karena dianggap sebagai kendaraan yang berafiliasi dengan unit militer.

Selain itu, petugas polisi lalu lintas juga enggan menghentikan laju kendaraan kuno ini, karena setiap berhenti mesin kendaraan akan menyemburkan asap dan bau menyengat di sekitar jalan.

Para warga China di dekat perbatasan Korut baru-baru ini juga melaporkan melihat kendaraan kuno berbahan bakar arang beroperasi di negeri Kim Jong-un.

“Mereka berpikir ada sesuatu yang salah dengan itu karena jumlah produksi asapnya berlebihan dan mereka berteriak; ‘rakyat Korut, kendaraan terbakar!’, sopir tetap melaju di sepanjang jalan,” lanjut laporan Radio Free Asia yang dikutip Senin (6/2/2017).(exe/ist)