Rabu, 18 Januari 2017 13:04 WIB

Pemilu 2019, Golkar Ingin Proporsional Tertutup

Editor : Rajaman
Rambe Kamarulzaman (ist)

JAKARTA, Tigapilarnews.com - Fraksi Partai Golkar menginginkan pemlu 2019 dilakukan menggunakan sistem proporsional tertutup atau mencoblos lambang partainya saja.

Diketahui Pemilu 2014 lalu, sistem yang dipakai adalah proporsional terbuka atau mencoblos lambang partai dan gambar Caleg sekaligus.

"Golkar memperjuangkan sampai titik darah penghabisan sistem pemilu yang akan kita wujudkan adalah sistem pemilu proporsional tertutup. Ini hasil musyawarah partai. Golkar tidak mengutamakan kepentingan partai, daripada kepentingan bangsa dan negara," kata anggota komisi II DPR Rambe Kamarul Zaman di gedung DPR, Rabu (18/1/2017).

Lebih jauh, Rambe mengungkapkan, pihaknya sudah merancang soal tahapan penyelenggaraan Pemilu. Adapun tahapannya, yaitu 24 bulan sebelum hari pemungutan suara sudah harus selesai.

Hal itu bertujuan, lanjut Rambe, memberikan waktu yang cukup untuk mempersiapkan penyelenggaraan pemilu serentak agara peserta pemilu punya persiapan cukup untuk memilih.

"Golkar siap mengikuti agar UU ini dapat terselesaikan dengan baik. April tahun ini harus dapat diselesaikan," ucapnya.

Mantan Ketua Komisi II DPR ini mengaku, pihaknya setuju dengan usulan pemerintah soal presidential threshold yakni Parpol atau gabungan Parpol yang memperoleh 25% suara nasional atau 20% kursi pada Pemilu 2014.

Sementara untuk parliamentary threshold, beber Rambe, Fraksi Golkar telah menyepakati 10 persen guna meningkatkan kualitas parlemen yang lebih baik kedepannya.

"Tetap kita memakai prinsip konvensi suara ke kursi. Partai yang suaranya banyak, kursinya banyak. Dan hal itu dapat membantu penyerderhanaan parpol di Parlemen. DIM (daftar inventarisasi masalah)-nya sudah disampaikan oleh tim Pansus," jelasnya.

"Jangan berpikir hari ini bahwa partai besar, partai kecil. Ini pemilu kelima pasca reformasi. Kita minta kepada fraksi untuk bergerak maju," pungkasnya.

 


0 Komentar