Rabu, 11 Januari 2017 16:20 WIB

Debat Cagub DKI, Masyarakat Wajib Perhatikan 5 Poin Ini

Reporter : Sriyanti Gaol Editor : Hermawan
Kandidat Pilgub DKI 2017.

JAKARTA, Tigapilarnews.com – KPUD DKI Jakarta menyelenggarakan debat cagub dan cawagub DKI Jakarta Pilgub DKI 2017 di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, Jumat (13/1/2017).

Dua hari menjelang acara debat, segala persiapan tentunya telah dilakukan para kandidat untuk memenangi pertarungan Pilkada DKI Jakarta 2017.

Tiga pasangan cagub dan cawagub DKI 2017, yaitu urut nomor 1 Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni.

Nomor urut dua Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat, dan nomor urut 3 Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

Lantas, apa yang harusnya dipersiapkan para kandidat untuk mengambil hati warga Jakarta lewat acara debat ini?

Direktur Eksekutif Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, ada beberapa hal yang nantinya harus masyarakat lihat dalam debat tersebut.

Pertama, masyarakat harus melihat performa calon gubernur dan wakil gubernur tersebut.

"Gaya bicara, cara berkomunikasi, bagaimana cara mengomentari pendapat orang, tidak reaksioner, tidak emosional. Masyarakat akan melihat sikap calon tidak memaksakan pendapat, intinya good looking, cara ngomong, penampilannya, etika dia berbicara, dia bertutur kata, intinya bagaimana dia menyampaikan," jelas Pangi, saat dikonfirmasi, Rabu (11/1/2017).

"Kedua, masyarakat akan melihat program. Apa yang akan dia lakukan, apa yang akan dia jual ke public. Kira-kira programnya rasional atau tidak bagi masyarakat, atau program itu hanya angin-anginan surge, tapi sebetulnya nanti tidak bisa dikerjakan," sambung Pangi.

Ketiga, menurut Pangi, masyarakat akan melihat sejauh mana pengalaman atau prestasi apa yang sudah dilakukan para calon.

"Biasanya incumbent unggul di situ, karena dia lebih mudah menyampaikan program apa yang sudah dilakukan selama ini, ketimbang yang tidak incumbent. Apalagi yang tidak pernah bersentuhan dengan pemerintahan," paparnya.

"Ini yang harus disiasati oleh calon-calon yang baru terjun ke dunia politik seperti Sandiaga Uno seperti Agus. Bagaimana dia mencari cara menutupi celah itu. Karena masyarakat lebih cenderung melihat yang sudah berpengalaman," lanjut Pangi.

Keempat, tidak kalah pentingnya, yaitu penguasaan materi debat atau konten.

"Ini akan dilihat oleh masyarakat. Orang ini menguasai persoalan atau tidak. Ketika tidak menguasai, tidak punya data yang kuat, bisanya cuma menyalahkan, justru membuat masyarakat tidak akan empati. Jadi harus adu program dan adu data," ungkapnya.

Kelima, kandidat atau calon harus membaca realita di masyarakat, serta melihat kondisi yang terjadi di masyarakat sekarang ini.

"Karena bagaimana pun masyarakat itu lebih menyukai pemimpin yang langsung perhatian sama rakyatnya. Dia harus menjelaskan keprihatinan dan kepedulian pada rakyatnya, tujuan dia ingin menjabat ini mau ngapain. Karena enggak ada perhatian dan dekat dengan rakyat, akan sulit juga mengambil intuisi masyarakat," pungkas Pangi.