Jumat, 11 November 2016 22:18 WIB

Kemenpora Imbau Pengurus Induk Cabor untuk Jujur

Editor : Eggi Paksha
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Permasalahan dualisme kepengurusan cabang olahraga di Tanah Air, terus menjadi sorotan Kemenpora.

Pasalnya, diperlukan sikap tegas agar bisa menyatukannya. Salah satu caranya, adalah menyeleksinya dalam perhelatan SEA Games 2017. Hal tersebut berdampak pada pembinaan dan membuat atlet menjadi korban.

Kondisi inilah yang tengah diperbaiki Kemenpora sehingga proses pembinaan atlet berjalan tanpa ada kendala. Apalagi, seluruh atlet mempunyai hak yang sama untuk bisa mendapatkan pembinaan yang meningkat dan menjadi atlet andalan.

"Dualisme ini dampaknya luas. Salah satunya menghambat pembinaan atlet ke depannya dan regenerasi juga terhenti karena atlet telah dikotak-kotakkan," kata Staf Khusus Bidang Komunikasi dan Kemitraan Kemenpora, Taufik Hidayat kepada wartawan di Jakarta, Jumat (11/10/2016).

Kini masih terdapat dualisme yang  di antaranya melanda cabang olahraga berkuda yang dimiliki Pordasi dan Eqina, taekwondo yang dimiliki PBTI dan UTI, serta tenis meja yang dimiliki PP PTMSI dan PB PTMSI.

Khusus cabor tenis meja, pihak Kemnepora sudah melakukan komunikasi dengan dua kepengurusan yang berseteru, tapi hingga kini tidak kunjung berdamai.

"Kemenpora sendiri ingin membantu memberikan solusi dalam menyelesaikan masalah ini. Tapi yang terpenting, bahwa induk cabor harus jujur dalam pembinaan atlet dan tidak boleh mengkotak-kotakkan. Apalagi dalam pemantauannya, Satlak Prima menyeleksi seluruh atlet. Jika nantinya masih berseteru, kami tidak akan menyertakan atlet mereka ke SEA Games nanti. Jadi, harus ada kedewasaan pengurus kedua kubu," tambah Taufik.(exe/ist)
0 Komentar