Jumat, 04 November 2016 08:50 WIB

Siap Perang, Irak Pertimbangkan Turki Sebagai Musuh

Editor : Eggi Paksha
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Irak dan Turki terancam perang setelah kedua negara itu rebutan menjadi penguasa Mosul setelah dibebaskan dari pendudukan ISIS ke depan.

Pemerintah Irak yang jadi pemilik sah Mosul marah dengan intervensi militer Turki di wilayah Irak utara itu. Tank dan artileri Turki telah dikerahkan di sepanjang perbatasan Irak utara.

“Kami tidak ingin perang dengan Turki, dan kami tidak ingin konfrontasi dengan Turki, tetapi jika konfrontasi terjadi, kami siap untuk itu,” kata Perdana Menteri Irak, Haider al-Abadi, Independent, Kamis (03/11/2016).

Abadi mengatakan, Irak akan mempertimbangkan Turki sebagai musuh. Pernyataan keras PM Abadi itu berlanjut menjadi “perang kata-kata” ketika Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, mengecam Abadi sebagai pemimpin Irak yang lemah.

”Jika Anda memiliki kekuatan, mengapa Anda menyerahkan Mosul ke organisasi teror?” ujar Cavusoglu.

Sebelum ledekan Menlu Turki itu muncul, Wakil Perdana Menteri Turki, Numan Kurtulmus, juga mengeluarkan sindiran serupa. ”Jika Anda begitu kuat, mengapa PKK menduduki tanah Anda selama bertahun-tahun?” katanya. PKK adalah Partai Pekerja Kurdistan, kelompok yang dianggap Ankara sebagai separatis di Turki.

Ketegangan antara Irak dan Turki sudah pecah sejak Oktober lalu. Para pemimpin Irak di Baghdad telah menyalahkan Turki dengan menuduh Ankara membantu atau menoleransi gerakan teroris ala al-Qaeda seperti ISIS yang beroperasi di Irak.

Pada tanggal 11 Oktober, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, melontarkan komentar marah yang ditujukan kepada Abadi. ”Dia menghina saya. Anda tidak berada di level yang sama seperti saya! Anda tidak sama (dengan) saya! Menjeritlah semua yang Anda inginkan dari Irak! Ini tidak akan mengubah apa-apa! Kami akan melakukan apa yang ingin kami lakukan,” kata Erdogan.

Turki telah memiliki 700 tentara di sebuah pangkalan di Bashiqa, utara Mosul. Militer Turki juga telah melatih pasukan milisi Arab Sunni mantan polisi Mosul berjumlah sekitar 2.500 orang.(exe/ist)
0 Komentar