Minggu, 29 Mei 2016 20:32 WIB

Menjajal Kenikmatan Kopi ala Komunitas Jalanan (Bagian II)

Editor : Hendrik Simorangkir
Laporan: Hendrik Simorangkir

TANGERANG, Tigapilarnews.com – Ada yang beranggapan, menyeruput kopi hitam tanpa gula, bagai sayur tanpa garam. Nyatanya dengan racikan yang pas, sajian kopi tanpa gula di tenda Komunitas Kopi Tangerang justru menjaring pelanggan.  

Matanya terpejam. Perlahan kepalanya terangguk-angguk. Jordy Riyanto tampak begitu menikmati secangkir kopi yang baru disesapnya.

Demi melihat ekspresi dan gesturJordy, salah satu dari banyak pengunjung di tenda Komunitas Kopi Tangerang, Tigapilarnews.com pun bergegas menghampiri pria itu.  

"Ini baru kopi hitam. Tanpa gula dengan rasa racikan yang pas. Saya puas merasakan kopi di sini. Dan yang terpenting, di sini kita bisa meminta takaran kopi yang kita inginkan," kata Jordy.

Kopi yang disajikan oleh para ‘barista’ di tenda kopi kaki lima ini cukup beragam. Tapi di antara sekian banyak kopi yang mereka racik, kopi Toraja dan kopi Aceh adalah yang terlaris.

Kendati jenis kopi di lapak Komunitas Kopi Jalanan cukup beragam, mereka hanya menghidangkan kopi hitam bagi para pelanggannya.

Dan yang unik lagi, kopi hitam dengan cita rasa khas Indonesia itu disajikan tanpa dibubuhi pemanis apapun.

Rasa yang sangat khas dan pas itulah, yang menurut Jordy, acap membetot benak para penikmat kopi racikan komunitas itu.  

"Harga dan racikan yang pas membuat saya betah. Sayangnya hanya buka di hari Sabtu dan Minggu saja. Kalau buka setiap hari saya akan duduk di sini setiap hari," seloroh pria itu.

Apa sebenarnya alasan Komunitas Jalanan memilih untuk menyajikan kopi polos? Ketua Komunitas Kopi Jalanan Tangerang Anggi Purnomo pun lantas membeberkan alasannya.

"Rasa manis dari gula yang membuat kuat rasanya, akan menutup cita rasa kopi itu sendiri," ujar Anggi, di Taman Kotret, Cikokol, Kota Tangerang (29/5/2016).

Ia melanjutkan, cara yang pas untuk menikmati kopi bukan untuk mengalahkan rasa kopi itu sendiri.

"Bagi penikmat kopi hitam, meninggalkan rasa pahit dan asamnya kopi yang dicampur gula, sama saja seperti meminum teh manis," kata Anggi.

Anggi menuturkan, untuk menghilangkan rasa pahit dan asam di kopi memadukannya dengan bahan lain yang tepat.

"Daripada ditambah gula, lebih baik dipadukannya dengan makanan yang memiliki rasa manis, seperti coklat dan sebagainya yang manis," tutupnya.

Sebagai informasi, Komunitas Kopi Jalanan hanya buka di hari Sabtu dan Minggu. Selain itu, manajemen bisnis ini juga memilih untuk tidak menetap di satu tempat saja.

Mereka berkeliling Tangerang dan membuka lapak dagangannya di tempat yang berbeda-beda nyaris di setiap waktu.

Hingga minggu depan, komunitas itu diketahui akan melayani para pecinta kopi dengan membuka tenda di Taman Kotret, Cikokol, Kota Tangerang, mulai pukul 13.00 hingga 19.00 WIB.

Harga yang ditawarkan oleh manajemen komunitas kopi itu cukup bervariasi yakni antara Rp10 ribu hingga Rp25 ribu.

Nggak bikin kantong jebolkan, langsung saja bagi yang ingin menikmati kopi sajian komunitas tersebut, langsung saja ke Taman Kotret Sabtu-Minggu depan pukul 13.00-19.00.





 

 



0 Komentar