Minggu, 17 April 2016 19:47 WIB

Siapkan Sanksi, Menpora Imam Tagih Janji Voters Gelar KLB

Editor : Yusuf Ibrahim
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi, meminta klub-klub dan Asprov PSSI agar memenuhi janjinya untuk menggelar Kongres Luar Biasa (KLB). Janji itu sudah disampaikan para pemilik suara tersebut saat mereka bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Jumat (15/04/2016) lalu.
"Di depan Presiden, semua klub dan Asprov yang datang siap melakukan reformasi, salah satunya KLB. Apakah itu betul-betul dilakukan atau tidak? Apakah di belakang Presiden akan lain apa tidak? Kita tunggu saja," ujar Menpora usai nonton bareng dan peluncuran SMS solidaritas Rio Haryanto untuk Merah Putih di Ruang Teater Kemenpora, Jakarta, Minggu (17/04/2016).
Menpora menegaskan, pihaknya siap menjatuhkan sanksi lebih tegas lagi jika klub-klub dan Asprov yang merupakan anggota PSSI itu tak memenuhi janjinya di hadapan Presiden. "Kalau kepercayaan Presiden tidak dilakukan dengan baik, maka ke depan pemerintah harus ambil langkah lebih tegas dari keadaan yang kita hadapi sekarang," katanya didampingi Menkominfo Rudiantara dan Panitia Penyelenggara kegiatan sekaligus Deputi Bidang Pengembangan Pemuda, Sakhyan Asmara.
Meski sudah diberi jalan untuk menggelar ajang Indonesia Soccer Championship (ISC), namun Menpora belum akan mencabut SK Pembekuan PSSI. Pihaknya ingin melihat komitmen PSSI apakah bersedia berubah atau tidak.

"Jangan-jangan ketika Pemerintah mencabut, mereka (PSSI) tidak mau berubah. Yang penting berikan jaminan dulu, berikan kepada kami," ujar Cak Imam ini.

Sebagai catatan, Minggu (17/04/2016), merupakan tepat satu tahun Menpora Imam membekukan PSSI. SK Pembekuan itu ditandatangani sehari sebelum PSSI menggelar KLB di Surabaya, 17 April 2015.

Hanya saja, SK Pembekuan baru diluncurkan ketika KLB sedang berlangsung, tepatnya saat proses pemilihan ketua umum. Menurut Cak Imam, pihaknya bisa saja membekukan dalam waktu singkat andai PSSI dan pemilik suara memiliki cita-cita yang sama untuk reformasi sepak bola.

"Untuk melakukan perubahan itu tidak mudah, butuh kerjasama, kepercayaan dan tekad bersama dari semuanya. Seandainya voters, klub dan Asprov satu hati, maka tidak harus satu tahun, bisa satu atau dua bulan," jelasnya.
Dia mengemukakan, waktu satu tahun ini sudah cukup untuk mengevaluasi apa yang harus dilakukan Pemerintah setelah ini. Terpenting, lanjut Menpora, reformasi yang diharapkan selama ini bisa dijalankan dengan baik.

"Satu tahun cukup bagi kami untuk evaluasi dari sisi apa yang menyulitkan bagi kami. Apakah kita tidak perlu adakan uji coba supaya cita-cita reformasi berjalan baik. Cita-cita reformasi adalah bagaimana ke depan lebih terbuka, transparan dan sepak bola harus memberi kesejahteraan, keamanan dan kenyamanan bagi semua yang terlibat," pungkasnya.(exe)
0 Komentar