Kamis, 25 Februari 2016 11:25 WIB

20 Pengprov PRSI Minta Sandiaga Uno Mundur

Editor : Yusuf Ibrahim
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Posisi Sandiaga Uno sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI) mulai digoyang. Tercatat, sebanyak 20 Pengurus Provinsi (Pengprov) PRSI mendesak Sandiaga Uno untuk mundur.

Alasannya, kepemimpinan Sandiaga selama dua tahun delapan bulan dinilai tak mampu menjalankan roda organisasi dan membawa peningkatan prestasi di tingkat nasional maupun internasional.

Wakil Sekjen PB PRSI, Abdul Rahim, membenarkan sudah 20 Pengprov PRSI melayangkan surat mosi tidak percaya kepada politikus asal Partai Gerindra tersebut.

”Surat mosi tidak percaya kepada Sandiaga Uno ini berdasarkan jeritan hati para pimpinan dan penanggungjawab Komite Teknik (Komtek) yang ada di tubuh organisasi PRSI. Kelima Komtek ini merasa keberadaan Sandiaga Uno sebagai Ketua Umum tak banyak memberikan perubahan terutama dalam menunjang program pembinaan,” kata Abdul Rahim kepada wartawan di Sekretariat Pengprov PRSI DKI, Kompleks Kolam Renang Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Rabu, (24/2/2016)

Menurut Abdul Rahim, PRSI itu membawahi lima cabang olahraga. Masing-masing yakni renang, renang indah, renang perairan terbuka, loncat indah dan polo air. Semuanya itu jelas membutuhkan perhatian yang sama.

Abdul Rahim kemudian mengutarakan bahwa kebutuhan dana untuk program pembinaan pertahun itu mencapai Rp8 miliar. Jadi siapa pun yang menjadi Ketua Umum PRSI, konsekuensinya adalah harus mampu mencarikan dana sebesar itu.

”Namun fakta membuktikan selama PRSI dipimpin Sandiaga Uno, banyak program pembinaan terbengkalai. Dampaknya sangat jelas, prestasi renang kita semakin jeblok. Di SEA Games 2015 lalu Singapura, renang hanya mampu merebut satu medali emas, padahal pada SEA Games sebelumnya (2013) Myanmar masih bisa dapat lima emas Bahkan ketika Indonesia menjadi tuan rumah SEA Games 2011, renang meraup tujuh medali emas,” tambah Abdul Rahim.

Sandiaga Uno terpilih menjadi Ketua Umum PB.PRSI periode 2013-2017 pada Munas 2013 lalu di Hotel Seruni, Cisarua Bogor, Jabar. Terpilihnya Sandiaga Uno waktu itu, dengan harapan agar pengusaha muda yang kini berambisi menjadi Gubernur DKI Jakarta dalam Pilkada 2017, mampu menjawab kesulitan dana.

”Dalam benak pikiran para Pengprov PRSI waktu itu, sebagai seorang pengusaha muda dan kaya raya, Sandiaga bisa mengatasi pendanaan yang selama ini menjadi kendala utama. Tetapi kenyataanya justru sebaliknya, Sandiaga justru menghambat program pembinaan karena tak ada kepedulian dari dirinya. Komitmennya untuk meningkatkan prestasi atlet itu tak ada. PRSI hanya dijadikan kendaraan untuk popularitas,” kata Komtek Polo Air, Andreas Legawa.

Komtek Renang dan Perairan Terbuka, Amir juga punya pendapat sama. Bahkan Amir yang pensiunan Perwira Menengah (Pamen) Marinir ini banyak pelanggaran organisasi dilakukan Sandiaga Uno. Contohnya Sandiaga begitu mudah melakukan rotasi dalam kepengurusan tanpa koordinasi dengan lima Komtek yang ada di PRSI.

Padahal lanjut dia, Komtek itu adalah ujung tombak pembinaan yang semestinya diajak diskusi atau bicara jika ada masalah. Ibarat seorang ayah, Ketua Umum PB PRSI itu mengayomi kelima Komtek tersebut.

Baik Abdul Rahim, Andreas Legawa maupun Amir sependapat kondisi ini tak bisa dibiarkan lama berlangsung karena akan berdampak buruk pada pembinaan ke depan. Apalagi, SEA Games 2017 Kuala Lumpur, Malaysia, sudah di depan mata, Asian Games 2018 juga butuh perhatian serius.

Oleh karenanya, desakan mundur untuk Sandiaga Uno ini adalah suatu hal yang wajar. Menurut rencana pelaksanaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PRSI yang digelar 28-29 Februari mendatang akan langsung diplot untuk menjadi Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub).

”20 Pengprov PRSI yang melayangkan surat mosi tidak percaya itu sudah setuju Rakernas langsung diarahkan menjadi ajang Munaslub. Karena kita tak bisa buang-buang waktu,” pungkas Abdul Rahim.(exe/ist)
0 Komentar